38

190 16 16
                                    

Bukan Naufal namanya kalau menyerah lebih cepat. Naufal mencari segala cara agar Laura dapat kembali kepelukannya.

"gue ambil hati bang Dimas kali ya?" gumamnya, "tapi bang Dimas lebih deket sama bang Jeffrey." sambungnya.

"duh ko otak gue mentok si, biasanya jalan terus kalo buat Laura." gerutu Naufal sambil memukul kepalanya pelan.

Winda yang melihat kelakuakn kakak lelakinya itu hanya mengerutkan dahi dan menggelengkan kepala tak ingin ambil pusing.

"anak aneh lo." ledek Winda.

"eh Win, cewe sukanya dikasih apa si?" tanya Naufal kepada Winda.

"tergantung love language, kalo gue gift. Kalo kak Laura kayanya quality time." jawab Winda.

"gue gak manya love language Laura ya." sela Naufal karna gengsi.

"yailah, cewe mana yang bisa bikin lo keabisan cara buat modusin selain kak Laura?" balas Winda, mendengar ucapan Winda itu Naufal hanya meneguk saliva-nya karna yang diucapkan Winda benar.

"yaudah gue kerumahnya deh, thanks." pamit Naufal keadiknya dengan langsung mengambil jaket yang ia letakan sembarang diatas kursi.

Naufal masih semangat untuk mengambil hati Laura lagi, ia mengeluarkan motor dari garasi dan menamcapkan gas menuju rumah Laura.

Sesampainya dirumah Laura, Naufal melihat motor Jeffrey. Naufal turun dari motornya dan menendang ban motor milik Jeffrey untuk melampiaskan kekesalannya.

"dasar lo Jeffrey kampret." gerutu Naufal smabil menendang-nendang motor milik Jeffrey. "liat ya gue bakal ambil Laura lagi." sambungnya penuh percaya diri.

Naufal tak sadar bahwa ada Dimas yang sedari tadi memperhatikan kelakuan aneh Naufal.

"lo ngapain si?" tanya Dimas yang membuat Naufak terkejut.

"eh gak bang, test ban doang ini bocor apa gak." jawan Naufal asal.

"aneh lo, sini masuk." ajak Dimas, Naufal mengikuti perintah Dimas.

"bang, lo team gue kan? Si Jepri buaya." celetuk Naufal.

"gue team Laura biar happy aja deh." jawab Dimas.

"nah gue banget itu, si Jepri belum tentu bisa bikin Laura ketawa." ucapnya bangga, tapi saat mereka masuk kedalam rumah, mereka melihat Laura sedang tersenyum lebar menertawakan guyonan Jeffrey.

"lah dia ketawa." batin Naufal.

"cakep banget lagi." sambungnya.

Mata Laura dan Jeffrey tertuju kearah pintu yang terlihat ada Naufal dan Dimas. Melihat mata Naufal, Laura diam. Dia masih sulit untuk membuka hati mengingat bahwa orangtuanya akan menikah dengan orangtua Naufal, walau Laura hanya anak angkat Laras, Laura tetap tidak enak hati.

Laura berdiri dari tempat duduknya dan berpamitan untuk masuk kedalam kamarnya.

"Laura masuk kamar dulu ya, mau nugas." pamitnya kemudian berjalan menuju kamar tanpa menyapa Naufal.

"Laura masih marah kali ya gara-gara gue gombal bawa-bawa bokap? Atau emang dia gak mau ketemu gue doang?" batin Naufal

"berdiri aja lo Fal, masuk." perintah Jeffrey.

Naufal duduk didepan Jeffrey dengan tatapan mengintimidasi kearah Jeffrey, Dimas yang melihat tatapan aneh Naufal mencobenyairkan suasana.

"natap Jeffrey gitu banget lo." sindir Dimas.

Jeffrey yang sadar akan hal itu langsung membalas tatapan Naufal tak kalah mengintimidasi.

"kalo lo beneran sayang sama Laura, buktiin lah." tutup Jeffrey.

Between Us [end]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang