31

123 17 0
                                    

Mata sembab Laura tak bisa ia hindari. Kali pertama Laura merasakan jatuh cinta, kali pertama juga Laura merasakan sakit hati. Bukan sakit hati karna Naufal, melainkan ia merasa dipermainkan oleh semesta.

Dimas melihat adik perempuannya hanya duduk dimeja dengan album foto didepannya ditemani dengan mata sembab.

"Laura?" sapa Dimas ragu.

Tak ada jawaban, Laura masih asyik dengan lamunannya.

Dimas mendekat kearah adiknya, dan melihat jelas sampul album foto tersebut yang diberi judul Naufal's. Ah, Dimas paham bahwa adiknya sedang merasa patah hati.

"Laura, mau ke toko buku gak?" ajak Dimas dengan harapan bahwa Laura akan menjawab.

Masih tak ada jawaban dari adiknya.

"eh abang, kenapa bang?" tanya Laura kepada Dimas dengan mencabut sebelah earphone yang ia kenakan.

"daritadi lo pake earphone?!" tanya Dimas yang dibalas anggukan kecil oleh Laura.

"ada apa bang?" tanya Laura.

"harusnya gue yang nanya, lo kenapa?" tanya Dimas.

Laura tak menjawab.

"oke mulai rahasia-rahasiaan ya lo." ancam Dimas.

"Laura putus." jawab Laura.

"dia nyakitin lo? Dia main fisik? Gue samperin anjir ya dia udah bikin adek gue nangis." gerutu Dimas sambil melangkah keluar kamar Laura menuju kamarnya untuk mengambil jaket dan kunci motornya.

"eh abang mau kemana ih! Dia gak nyakitin Laura, justru dia nyakitin perempuan lain." ucap Laura sambil mencoba meraih Dimas untuk menahan Dimas pergi.

"nyakitin perempuan lain gimana maksudnya?" tanya Dimas bingung.

"duduk dulu makanya, biar Laura jelasin." sahut Laura sambil mengajak Dimas duduk di ruang tamu untuk menceritakan apa yang terjadi.

Selama Laura bercerita, tak ada satu kata lun yang Dimas lontarkan untuk memotong pembicaraan adiknya tersebut.

"tapi lo gapapa kan? Maksudnya lo gak di apa-apain kan?!" tanya Dimas khawatir.

"engga bang, Naufal lost control karna dia mabok aja." jawab Laura.

Diam, Dimas diam menatap adiknya yang ternyata sudah dewasa itu.

"lo keren bisa gak egois." puji Dimas sambil mengelus kepala adiknya.

Klek... suara pintu terbuka, Dimas dan Laura langsung mengarah kesumber suara itu. Ternyta Laras datang, tapi tidak sendiri ada seseorang dibelakangnya.

"om Hariz?" sapa Laura dengan nada ragu.

"eh? Laura ya?" sapa Hariz balik.

"loh kalian udah kenal?" tanya Laras.

"ini yang mau mamah kenalin, ternyata kalian udah kenal." sambung Laras.

Sesak rasanya. Fikiran Laura, perasaan Laura hancur. Nafas Laura menjadi tak beraturan karna shock. Ibarat sudah jatuh tertiban tangga pula, itu mendeskripsikan perasaan Laura saat ini.

Between Us [end]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang