27

117 15 2
                                    

Hulla gais, gak tau kenapa tiba-tina mau up?! Kaya lagi libur gini enakan baca wp gak si?! jiahk.

Happy Reading 🐰💖🙆🏻‍♀️


Hari ini, SMA Garuda mengadakan study tour disalah satu kota yaitu Yogyakarta. Yogyakarta atau yang biasa disebut kota pelajar, masih terasa kental adat jawa-nya.

Perjalanan yang akan mereka tempuh dari Jakarta menuju Yogyakarta membutuhkan waktu sekitar 10jam dengan menggunakan bis pribadi yang sekolah sewa.

Laura yang duduk bersama Grezy, Retha dengan Caca. Pandangan mereka tertuju dengan empat lelaki yang memasuki bis kelas mereka. Alis Laura bertaut begitupun teman-temannya yang sama bingungnya.

"kenapa pada liatin deh? Gak biasa liatin cowo ganteng kaya gue ya?" protes Chandra karna hampir satu bis menuju kearah mereka yang baru masuk kedalam bis.

"najis." balas Retha yang dapat terdengar oleh seisi bis.

"kita dipindahin di bis ini, karna bis kelas kita full." ucap Naufal yang direspon anggukn kecil serta mulut berbentuk huruf o oleh beberapa siswa didalam bis.

"bohong! Pasti lo nyogok kan biar bisa satu bis sama Laura!" teriak Retha meledek.

"lo juga bisa se bis sama Jevano kan jadinya." balas Naufal meledek Retha, Retha tak berkutik lagi karna ia kehabisan kata.

Naufal mengukirkan senyumnya setiap melewati kursi dengan sopan, tapi malah ada beberapa siswi yang salah tingkah padahal niat Naufal tidak seperti itu.

"Grezy, kayanya lo cocoknya duduk bareng Rendra deh," tutur Naufal, "soalnya angle wajah lo di kiri gitu." sambung Naufal asal.

"walaupun alasan lo gak nyambung dan gak masuk akal, tapi gue ngerti lo mau duduk sama Laura." balas Grezy yang langsung berdiri dari tempat duduknya kemudian ketempat duduk Caca.

"Reth, lo sama Jevano ya,  biar gue sama Caca," ucap Grezy. Hendak Retha ingin menolak, Grezy melanjutkan ucapannya "kalo gue sama Rendra, perjalanan ke Jogja bakal panjang karna dengerin dua orang gampang ngegas bersatu.".

"oiya bener juga, gue gak mau 10jam gue nanti gak tenang gara-gara Grezy sama Rendra." balas Retha yang setuju, kemudian Retha duduk disamping Jevano sedangkan Rendra duduk bersama Chandra, ntah akan sepanjang dan seberisik apa perjalanan study tour mereka kali ini.

Perjalanan sudah memakan waktu selama 3jam dan bis memutuskan untuk berhenti disalah satu tempat makan untuk makan malam.

"gue paham kenapa sekolah milih berangkatnya pas sore." ucap Chandra, "lah emang kenapa?" tanya Rendra penasaran "ya biar keluar duit makan malem doang lah." jawabnya asal.

"sok tau lo." cecar Retha yang baru keluar dari bis dan mendengar obrolan mereka.

"yeu apa si lo ikut-ikutan aja." balas Chandra, belum Retha ingin menjawab tapi sudah ditahan oleh Jevano karna Jevano sudah leah dengan perdebatan antara Chandra dan Retha.

"hai, boleh gabung gak?" tanya Abel yang baru datang dari bis-nya. "gue masih belum punya temen banyak di ips." smabungnya.

"lah emang kita temen lo anjir?" batin Retha yang kesal karna teringat cerita yang Naufal ceritakan.

Hening, tak ada yang menjawab. Mereka hanya saling bertukar tatap.

"boleh Bel, yuk." jawab Laura yang membuat semua mata melotot terkejut kearahnya.

"ayo." ajak Laura kearah teman-temannya yang masih terdiam terkejut dengan ucapan Laura.

Retha menyikut perut Naufal memberi isyarat kearah Abel, "bener kata lo, dia caper.", Naufal yag mendengar ucapan Rethq hanya tertawa pait kemudian menyusul Laura.

Setelah mereka memilih makanan di prasmanan yang sudah disediakan oleh pihak sekolah, mereka memcari tempat duduk yang tersedia.

"hoek." suara mual itu keluar dari mulut Abel yang sekarang ia sedang menutup mulutnya.

"eh lo kenapa anjir?" tanya Grezy yang berada disebelah Abel.

"gak tau, gue ko enek ya." jawab Abel, "pusing banget juga." sambungnya.

"mungkin karna perjalanan jauh jadi mabok perjalanan, mau teh anget?" tanya Laura.

"boleh Lau." jawab Abel dengan tangan memijat kepalanya yang terasa sangat pusing.

Laura hendak berdiri untuk meminta teh hangat, namun tangannya ditahan oleh Naufal. "biar aku aja, kamu lagi makan." ucap Naufal yang langsung berdiri dan meminta teh hangat kepada pelatan disana.

'Laura, lo baik banget dah njing." batin Retha yang kesal karna Laura terlalu baik dengan Abel yang dimana Abel adalah mantan Naufal.

Tak butuh waktu lama, Naufal kembali dengan teh hangat ditangannya, "ini." ucap Naufal memberi segelas teh hangat kepada Abel, lalu diterima Abel.

"makasih Fal." ucapnya, kemudian meneguk teh-nya perlahan.

Jam sudah menunjukan pukul 19.30 namun, pihak sekolah belum memulai perjalanan lagi. Jadi banyak siswa yang sedang duduk dan merokok diam-diam di warung kecil agar tak ketahuan oleh guru.

"Chandra, lo sono kek bau rokok banget." keluh Abel.

"gue ngerokok aja belum njir?!" protes Chandra.

"ribet deh lo kaya emak-emak hamil gak mau kena rokok." sindir Rendra.

Ntah mengapa, sindiran Rendra membuat suasana hening. Abel yang langsung menatap Naufal dan tanpa Abel sadari, Naufal juga menatap kearahnya seperti tatapak khawatir hal yang tidak diinginkam terjadi.

"gue ke bis kelas ips duluan ya." pamit Abel, yang dibalas anggukan oleh semua.

"gitu kek pergi." sindir Rendra.

"mulut lo!" protes Caca.

"korek gue abis anjir." keluh Rendra sambil melemparkan korek miliknya.

"gue ada tapi di tas, mau?" tanya Naufal.

"lah tumben di tas? Yaudah boleh Fal." balas Rendra.

Naufal langsung bergegas kedalam bis untuk mengambil korek miliknya. Tapi nyatanya ia malah menghampiri Abel yang berada di bis khusus ips.

"Bel." sapa Naufal dengan tangan yang memegang tangan Abel dari belakang, Abel terkejut dengan perlakuan Naufal, "kenapa Fal?" tanyanya.

"ikut gue." ajak Naufal dengam tangan menggandeng Abel ketempat yang tak ada seorang pun yang bisa melihat mereka.

Setelah memastikan tak ada seorang-pun, Naufal melepaskan genggamannya dan bertanya pada Abel.

"gak mungkin kan?" tanya Naufal kepada Abel.

"gak mungkin apa?" tanya Abel bingung.

"ucapan Rendra tadi bikin gue overthingking." balas Naufal.

"ck! gak lah Fal, udah gak usah overthingking." balasnya.

"hoek." lagi-lagi Abel merasa mual, "lo bau rokok! Udah sana-sana." usir Abel.

"Bel, perasaan gue gak enak." ucap Naufal.

"yaudah, mau lo apa biar tenang?" tanya Abel.

"testpack?" ucap Naufal ragu.

"gila ya? Belinya gimana coba?!" protes Abel.

"ojek online, gue yang beli nanti pas di hotel." jawab Naufal.

"kayanya gak perlu deh Fal." bantah Abel, "biar sama-sama tenang." jawab Naufal yang dibalas tarikan nafas berat Abel, "yaudah terserah." jawabnya.

"gue balik ke anak-anak dulu, lo gak usah khawatir ya Bel." ucap Naufal dengan tangan mengelus rambut Abel pelan.

"adanya lo yang gak usah khawatir, Laura mau gimana?" tanya Abel.

"udah lah tunggu testpack aja dulu." jawab Naufal, "bye Bel." pamit Naufal.

"Naufal, lo kenapa jadi soft gini?" batin Abel sambil melihat punggung Naufal yang semakin menjauh. "Laura, maaf. Tapi gue butuh Naufal."  sambungnya dalam hati.

-to be continued-

Between Us [end]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang