23

114 20 8
                                    

"gelang?" "gak, gak mungkin. Banyak gelang di dunia ini. mungkin cuma kebetulan aja." batin Naufal.

Sejak semalam, fikiran Naufal tak henti-hentinya memikirkan hal itu. Naufal punya perasaan tidak enak antara gelang, Andri dan Laras.

"woi." sapa Chandra menepuk pundak Naufal.

Naufal yang mood-nya sedang tidak baik itu hanya melemparkan ekspresi kesal dan pergi dari kursinya.

Rendra, Jevano dan Chandra yang melihat sikap Naufal itu hanya saling melemparkan pandangan bingung, kemudian mereka bertiga hanya menaikan bahu bersamaan.

Naufal dengan emosi yang tak stabil itu berjalan keluar menuju rooftop untuk menangkan emosinya. Naufal tidak ingin terlalu emosinya membuat teman-temannya tidak nyaman, akhirnya ia memilih untuk sendiri.

Naufal duduk diatas sofa yang memang tersedia disana, dengan tangan merogoh ke saku celana, Naufal mengeluarkan sekotak rokok dan korek. Naufaengeluarkan sebatang rokok dan menghimpit rokok tersebut dibibir kemudian menyalakan korek untuk membakar rokok tersebut. Perempuan yang melihat Naufal ingin membakar rokoknya, langsung lari kearah Naufal dan menepis tangan Naufal hingga rokoknya jatuh.

"apaansi lo?" keluh Naufal saat rokoknya di lempar oleh Abel.

"lo lupa? Asma lo bakal bisa lebih parah kalo lo ngerokok!" bentak Abel.

"bukan urusan lo." ucap Naufal yang langsung mengambil rokok yang jatuh tapi terlambat karena rokok itu diinjak Abel.

"lo boleh stress, tapi lo gak boleh nyakitin diri lo." tutur Abel yang langsung memeluk Naufal.

Laura dengan kotak makan yang ia genggam di tangannya, melihat kejadian antara Abel dan Naufal hanya diam dan berjalan mundur perlahan agar tak membuat suara yang membuat keduanya menyadari keberadaan Laura.

'he's still mine, Laura.' batin Abel dengan senyum miring menyeringai.

/flashback on/
Semangat Laura pergi kesekolah hari ini meningkat 2x atau bahkan 5x lebih pesat, ntah kenapa ia sangat bahagia karena keluarganya dan Naufal semakin dekat. Laura membawa dua kotak makan yang ia buat dari subuh. Laura tidak begitu pandai memasak, jadi dia hanya membuat masakan simple, seperti nasi gorengan dengan telur mata sapi juga roti selai coklat di kotak lainnya.

"seneng banget kayanya lo." sapa Caca melihat Laura yang datang dengan senyum lebar.

"iya, ada apa si? Ulang tahun ya lo? Happy birthday deh." ucap Retha asal.

"masih pagi Reth, jangan bikin gue emosi deh." ungkap Grezy.

"gak, gapapa." jawab Laura singkat. "gue mau ke Naufal dulu ya." sambung Laura yang langsung lari menuju kelas Naufal dengan membawa dua kotak makanan tersebut.

"dasar bucin." ledek Retha.

Laura melanglahkan kakinya menuju kelas Naufal yang memang berada dikelas sebelah. Kelas mereka hanya terpisah antara tembok. Laura melihat dari jendela mencari sosok Naufal namun nihil, ia tak menemukannya.

"woii." jerit Chandra mengagetkan Laura, "cari Naufal ya lo? Gak ada dia." sambungnya.

"kemana Naufal, Chan?" tanya Laura.

"kalo gak rooftop ya kantin. Gak mungkin di perpus." jawab Chandra.

"oh okei, makasih ya Chan." balas Laura yang langsung berjalan meninggalkan Chandra dan menuju rooftop.

"gak cewenya, gak cowonya. Bucin." gumam Chandra.

Laura yang masih menebarkan senyumnya, sambil berjalan pelan menuju rooftop. Diperjalanan ia bertemu Abel dan saling bertukar sapa.

Between Us [end]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang