O6

229 32 4
                                    

Laura membantingkan tubuhnya ke atas kasur miliknya dengan perasaan campur aduk. Setelah kejadian dikelas tadi, jantungnya berdegup dengan kencang yang diikuti nafas tak beraturan. Selama perjalanan menuju rumahnya bersama Naufal tadi hanya terdengar hembusan angin dan suara gaduh kendaraan di Ibu kota. Laura tak tahu harus bersikap seperti apa karna dirinya belum bisa mengontrol degub jantungnya.

Laura merubah posisinya, yang awalnya berbaring dikasur sekarang ia duduk tegap dengan menutup matanya. "inhale exhale" ucap Laura mencoba mengatur nafasnya.

*triiing*

Bunyi nontifikasi pesan masuk membuat Laura membuka matanya sedikit lalu kembali menutup matanya kembali karna ia yakin bahwa itu adalah pesan dari abang atau ibunya. Namun bunyi nontifikasi pesan itu tak kunjung berhenti yang membuat fokus Laura buyar. Laura mengambil ponselnya yang berada didalam tas sekolahnya dan mnegerutkan dahi melihat pesan masuk yang ternyata bukan dari abang maupun ibunya.

"grup apaan deh ini?" ucap Laura mengerutkan dahinya yang bingung dengan nama grup chat yang tertera. Setelah Laura membuka grup dan melihat anggota dalam grup tersebut ia sudah yakin dalang dibalik nama grup ini.

Melihat kelakuan teman-temannya yang selalu beradu agrumen dimanapun kapanpun itu hanya tesenyum dan menggelengkan kepalanya 'makasih ya kalian bikim hidup gue gak monoton' batin Laura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat kelakuan teman-temannya yang selalu beradu agrumen dimanapun kapanpun itu hanya tesenyum dan menggelengkan kepalanya 'makasih ya kalian bikim hidup gue gak monoton' batin Laura.

Laura yang baru keluar kamar mandi dengan piyama yang ua miliki karna telah selesai membersohkan badannya itu tersentak melihat kakaknya yang sedang mengobrak-abrik meja belajar milik Laura.

"lo ngapain deh?" tanya Laura yang membuat Dimas terloncat kaget

"lo liat buku gue gak? Buku manajemen keuangan gue, liat gak?" tanya Dimas di balas dengan gelengan kepala dari Laura

"yaudah anterin gue ke toko buku, besok gue ada kuis harus belajar dari buku itu" ucap Dimas

"gak mau ah, gue udah mandi udah pake piyama tandanya apa? Gue mau me time alias belajar" ucap Laura

"me time lo gak seru, me time apaan belajar? Gue siap-siap dulu, kalo lo 10 menit lagi belom siap, gue gedor pintu kamar lo" ancam Dimas

"AH ELAH LO GANGGU GUE AJA!" teriak Laura yang kesal dengan perlakuan kakaknya itu

Waupun Laura kesal setengah mati kepada Dimas kakaknya itu, tapi dia tetap melakukan apa yang Dimas walau dengan sedikit sofokan pastinya, Laura tidak ingin kalau hanya menemani Dimas tanpa mendapatkan imbalan.

Dengan rambut yang diikat menjasi satu dan pakaian hitam juga jaket putih yang Laura kenakan, ia keluar dari kamarnya dah menghampiri Dimas yang sudah menunggu didepan teras tersebut.

"udah siap?" tanya Dimas yang dibalas anggukan oleh Laura yang kemudian mereka memasuki mobil yang sebelumnya sudah Dimas panaskan kemudian Dimas menancapkan gas membelah jalanan Jakarta yang tak oernah sepi untuk menuju toko buku yang mereka sering datangi.

Sesampainya di toko tersebut, Dimas memarkiran mobilnya dan langsung masuk kedalam toko yang diikuti oleh Laura dibelakangnya.

Laura menginjakan kakinya dipintu masuk sambil menarik nafas panjang karna ia menyukai wangi harum khas toko buku tersebut dan kemudian Laura melihat banyaknya buku yang terjajar rapih di dalam rak sesuai dengan genre nya.

Laura mengikuti arah Dimas, ia melihat sang kakak yang sedang mencari buku tersebut terlihat tampan dan ia langsung merogoh tas nya mencari ponsel dan langsung memencet kamera.

"bamg foto bang" ucap Laura yang langsung direspin dengan Dimas menggunakan gaya dua jari

Laura melihat hasil fotonya dan kecewa karna melihat Dimas yang bergaya "lo kenapa gaya si? Lo lebih cakep keliatan diem aja anjir, gak usah gaya" ucap Laura yang kesal, kemudian ia memutuskan untuk keliling sedikit untuk melihat-lihat buku.

Laura tertarik dengan satu rak yang bertuliskan Fiction di atas rak nya yang menandakan bahwa buku didalam rak tersebut ialah buku-buku fiksi. Laura menarik satu buku berjudul Elegi Renjana

"lo mau buku itu?" ucap Dimas yang membuat Laura terkejut karna ia sedang serius membaca blurb atau promosional yang terletak dibelakang novel tersebut.

"gak mau, nanti malah baca buku ini bukannya belajar, lo udah? Ayo cepetan gue laper nih" ucap Laura yang langsung meninggalkan Dimas keluar toko buku untuk mencari jajanan yang ada diluar.

Dimas merasa adiknya terlalu mendorong untuk belajar sampai lupa kalau dia juga butuh kesenangan, apalagi anak muda diumur Laura kebanyak bermain dam menikmati masa muda, Laura terlaku ambisius untuk mendapatkan beasiswa karna Laura tidak ingin membebani Dimas juga Laras.

Dimas keluar dari toko buku dengan tas belanja yang berisi beberaoa buku yang ia beli. Laura yang sudah menunggu didepan stand makanan itu memanggil Dimas untuk memghampirinya dan membelikan Laura makanan yang ia mau.

Dimas memghampiri adiknya tersebut dan memesan sesuai dengan apa yang Laura mau. Pesanan yang dipesan sudah ditangan Laura dan tanpa pikir panjang, Laura langsung melahapnya. Dimas yang merasa adiknya terlihat lucu itu langsung mengabadikan momen itu.

"IH LO FOTO GUE YA?!" ucap Laura tak terima

"gantian lah, impas. Lo juga foto gue ditoko buku tadi" ucap Dimas yang dibalas Laura anggukan dan langsung melahap Hot Dog yang ada di gengamannya itu

Hulaaaa gaiss maaf pendek bangeeettt🥲🥲 nanti aku kasih bonus ke kalian ya biar menggantikan karna part ini pendek bgt🥲

jangan lupa vote sama komen yaa, timaci (/'-')/

Between Us [end]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang