O8

221 32 2
                                    

Naufal sedang berada dibalkon kamarnya dengan rokok yang ia himpit dikedua jarinya. Fikirannya tak beraturan, Andri kembali membahas soal pernikahannya lagi. Persetan, Naufal benar-benar sudah tidak kuat dengan sikap Andri yang selalu menuntut Naufal.

Bisa dibilang, bahwa Winda adik Naufal yang berusia dua tahun lebih muda darinya, namun lebih dewasa dalam menyikapi hal yang ia dapati, mungkin karna ia bertumbuh tanpa sesosok ibu membuat Winda menjadi lebih cepat dewasa, namun dewasa karna keadaan adalah hal yang menyakitkan.

Setelah menghabiskan sekitar tiga batang rokok, Naufal mengambil jaket yang berada di kursi depan meja belajar yang lebih sering ua gunakan untuk bermain game pc miliknya. Naufal bergegas langsung keluar kamar untuk menuju teras rumah yang ia parkiran motor kesayangannya.

"mau kemana kamu?" tanta Andri namun tak ada jawaban dari Naufal sampai akhirnya Andri berhasil menarik tangan Naufal. Sekarang posisinya Naufal menatap kearah Andri dengan tatapan lelah dengam kelaluan ayahnya.

"kamu masih suka balapan?" tanya Andri

"iya, kenapa? Mau ngelarang?" ucap Naufal yang terdengar sudah muak

"gimana kamu bisa lanjutin bisnis papah kalo kamu aja balapan gak jelas gitu" ucap Andri

"pah, tolong. Naufal udah lakuin semua yang papah mau, dari sekolah bahkan sampe temen juga papah atur. Tapi tolong pah jangan larang hobi Naufal juga" ucap Naufal yang sebenarnya sudah muak tapi ia tetap sedikit sabar karna ia masih membutuhkan papahnya.

Andri mendengar ucapan Naufal itu langsung melepas genggamannya dan membiarkan anaknya pergi. Andri tertegun dengan ucapan Naufal, benar kata Naufal bahwa Andri terlalu mengatur hidup putra nya itu. Setah kepergian istrinya beberapa tahun silam, Andri berfikir bahwa ia akan menjadi sosok ibu dan ayah sekaligus namun tampaknya ia tak bisa.

🐰🐰🐰

Di arena malam ini cukup ramai, ada Baskara yang merupakan musuh Naufal sejak sekolah menengah. Duli Naufal dan Baskara adalah teman baik namun ada kejadian yang membuat hubungan mereka renggang sampai menjadi musuh seperti sekarang.

Naufal sudah berada di arena yang hanya berdua dengan Cahya, motor kesayangannya. Ada seseorang yang menyentuh pundaknya, ternyata ialah Jeffrey anggota Anarki.

"sendiri aja lo?" sapa Jeffrey

"eh? Iya nih bang tadi mau nyari angin eh malah kesini jadinya" jelas Naufal

"gas ga?" tanya Jeffrey

"gas lah" ucap Naufalpercaya diri

"hati-hati ya, ada ketua geng gue" ucap Jeffrey yang langsung pergi meninggalkan Naufal dan lembali ke arah geng Anarki berada

Mata Naufal mengikuti kearah Jeffrey pergi. Jeffrey yang baru datang langsung membisikan sesuatu kepada seseorang yang berada diatas motor lengkap dengan helm fullface hitamsiapalagi kalau bukan DR yang paling disegani satu arena. Naufal mengerutkan dahinya saat melihat plat motor milik DR yang tak asing baginya.

Balapan segera dimulai dan semua yang akan ikut balapan diminta agar mendatangi garis start agar balapam dapat dimulai.

Satu putaran, dua putaran hingga putaran terakhir Naufal mampu menyalip pembalap didepannya yang sekarang posisi Naufal menjadi kedua, tentu saja yang pertama DR tapi saat mencapai garis finish ternyata Naufal yang melaju terlebih dahulu yang berarti Naufal dapat mengalahkan raja nya arena yaitu DR.

Naufal melepas helmnya dan berteriak kesenangan karna ia dapat mengalahkan seorang DR, juga mendapatkan hadiah yang berupa uang puluhan juta hasil dari semua yang mengikuti balapan tadi.

Jeffrey menghampiri Naufal dan mengajak Naufal kemarkas Anarki, Naufal memganggukan kepalanya mengiyakan ajakan Jeffrey. Hanya butuh 15 menit menuju markas Anarki tersebut yang berada tak jauh dari arena.

Naufal melangkahkan kakinya kedalam markas geng motor yang terkenal dengan ketuanya yang misterius karna tak pernah menampakan wajahnya kecuali kepada anggota Anarki.

"sini Fal" ajak Jeffrey kepada Naufal, Naufal menghampiri Jeffrey yang berada dimeja yang terbuat dari krat bekas botol mimuman kaca.

Naufal mengikuti arahan yang diberikan Jeffrey. Naufal melihat sekitarnya ada yang sedang merokok sambil memegang minuman berbotol kaca hijau dengan lambang bintang ada yang sedang berbincang dengan mengepulkan asap rokok.

Seseorang yang menggunakan masker yang biasa disebut buff dengan rambut hitam yang rapih menghampiri keberadaan Jeffrey dan Naufal. Jeffrey menepuk pundak Naufal yang langsung memperkenalkan seseorang itu yang ternyata orang itu adalah DR.

"lo tertarik buat masuk Anarki?" ucap seseorang yang disebut DR itu

Naufal menganggukan kepala tanda bahwa ia memang teetarik untuk masuk kedalam Anarki yang memang sudah terkenal itu, tak sembarang orang bisa masuk geng tersebut.

"okey, welcome" ucap DR yang langsung memberi jabatan tangan dan disambut meriah oleh anggota lainnya.

Naufal membalas jabatan tangan DR sambil tersenyum lebar. Karna Naufal sudah setuju bergabung, DR memperkenalkan dirinya "gue Dimas Raksana, panggil DR kalo di luar biar gak ada yang tau gue" ucap Dimas yang langsung membuka buff masker yang menutupi wajahnya.

Naufal terkejut karena ternyata ia adalah Dimas yang berada di sosial media Laura. "LO?!" ucap Naufal sedikit teriak yang membuat semua mata kearahnya

"lo cowonya Laura?! kalo lo ga jaga dia, gue bakal rebut Laura" ucap Naufal mengancam, Dimas yang bingung harus berekspresi apa hanya menyunggingkan senyumnya.

"kalo Laura mau, lo bisa rebut dia" ucap Dimas yang membuat Naufal mengeetakan gigi nya merasa tertantang dan berdiri dari tempatnya dan pergu meninggalkan markas Anarki

"tt-api lo" ucap Jeffrey pelan yang langsung ditahan Dimas

"gue mau tau, cowo apa yang deketin adek gue" ucap Dimas pada Jeffrey sambil melihat punggung Naufal yang pergi menjauh

"lo punya ade? and her name is Laura?" tanya Jeffrey, Dimas mengangguk menjawab

"Laura siapa?" tanya Jeffrey, Dimas yang merasa aneh langsung menatap Jeffrey dan menjawab "Laura Handayani" ucap Dimas singkat.

mendengar jawaban Dimas, Jeffrey terlihat tak puas dengan jawaban yang keluar dari mulut Dimas itu. Dia sudah hampir putus asa mencari Laura yang ia cari sejak 2tahun terakhir namun tak kunjung menemukan perunjuk.

"Rara, kamu dimana?" batin Jeffrey yang langsung memejamkan matanya mengingat kenangan ia bersama perempuan yang ia sebut Rara.


-to be continued-

HAAI GAIS MAAF TELAT BGT UP NYAA HIKS, JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YAAA🐰💖

Between Us [end]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang