16

13.2K 1.3K 36
                                    

16 tahun yang lalu ...

Semua ini berawal dari Adena yang sedang berjalan ke sebuah bar untuk menenangkan diri dari urusan pekerjaan rumah tangga. Adena merasa muak dengan tugas-tugasnya sebagai ibu dan istri, karena hal itu menghambat dirinya untuk melakukan perawatan.

Dia sering kali menatap dirinya di depan cermin, lalu merasa dirinya sudah sangat berubah. Dia merasa mukanya sudah tidak secantik dulu dan tubuhnya tidak seseksi dulu.

Sebelum menikah, Adena pasti sangat rajin merawat diri dan sering ke perawatan kecantikan atau spa. Dan sekarang, setelah menikah dengan Erik, hidupnya berubah total. Terlebih-lebih saat ia harus mendapat buah hatinya, Johan. Semakin lama pekerjaan sebagai ibu rumah tangga membuatnya semakin tertekan.
Dia jarang keluar rumah untuk bertemu kawan-kawannya, dan juga berbelanja bersama mereka.

Dia sudah berubah menjadi wanita yang berat badannya kurang ideal sekarang. Itulah yang membuatnya lebih memilih untuk diam di rumah daripada keluar untuk menemui teman-temannya yang sudah pasti akan mengatai dirinya gemuk.

***

Suatu hari, saat malam hari yang sunyi dan gelap, Adena memutuskan untuk pergi ke luar dari rumah untuk mencari kesenangan setelah beberapa tahun merasa tersiksa terus berada di samping suami dan anaknya.

Dia berjalan ke sebuah bar dan mendapati sosok laki-laki tampan yang sedang berpesta bersama temannya sambil minum minuman beralkohol. Adena tertarik dengan paras laki-laki itu. Ia kemudian perlahan mendekat di sana dan bergabung dalam pesta alkohol itu.

Adena terjebak dalam permainan Willie, laki-laki yang bersamanya sepanjang malam di bar itu. Dia melakukan hal di luar kendali dengan Willie saat ia dalam pengaruh alkohol. Adena sama sekali tidak tahu, kalau ... Willie suka mempermainkan perasaan wanita.

Mereka berdua melakukannya. Dengan kehangatan pelukan selalu menemani malam mereka yang dingin itu.

Willie sudah melakukan banyak hal yang sama dengan Adena pada wanita lain. Beberapa wanita yang dijebak Willie dalam permainan panas itu memilih untuk bunuh diri atau menggugurkan kandungannya.

Tidak dengan Adena!

Adena awalnya ingin menggugurkan kandungannya, tetapi Linda-sahabatnya-melarangnya melakukan itu. Dengan berat hati, kini Adena harus meninggalkan Johan ke dalam pelukan sang ayah dan pergi dari rumah tempat tinggalnya.

Dia tinggal di rumah Linda sampai ia melahirkan, lalu kemudian mengontrak di salah satu tempat setelah Linda berencana menikah saat itu.

Saat Andrew masih bayi, Adena selalu menatap anak itu dengan dua perasaan. Tatapan benci, juga tatapan kasih sayang. Sebagai seorang ibu, dia harus menjaga bayinya itu walau harus menggagalkan niatnya untuk membunuh sang anak.

***

Pernikahan Willie dan istrinya juga merenggang saat itu. Sang isteri yang kecewa mengetahui kebenaran bahwa suaminya bermain dengan banyak wanita memutuskan untuk keluar negeri dan tinggal bersama orang tuanya di sana. Dia meninggalkan Aidan, anaknya di sisi Willie sejak itu.

Kau tahu betapa pentingnya kasih sayang itu?

***

Setelah cekcok mulut dengan anaknya beberapa hari yang lalu, Willie merasa bersalah. Walau Aidan adalah anak yang suka memberontak, tetapi Aidan adalah anak satu-satunya bagi Willie. Dia ingin meminta maaf, tetapi Aidan tak mau membukakan pintu untuk ayahnya. Aidan bersikeras untuk menemui sang ibu ke luar negeri.

Hingga akhirnya, sebuah ide muncul di kepala Willie. Tentu saja, dia akan meminta maaf pada Aidan. Namun, ini dengan cara yang spesial.

Dua hari berlalu ... dan besok adalah hari keberangkatan Aidan. Kebetulan, hari ini adalah hari ulang tahun Andrew. Andrew benar-benar bersorak girang, saat ternyata kakaknya masih mengingat hari ulang tahunnya. Dia terkejut saat melihat T-shirt pemberian sang kakak di atas meja sekalian dengan kartu ucapan selamat ulang tahun. Andrew benar-benar bahagia.

Dia memakainya lalu keluar dari kamar untuk menemui sang kakak. Namun, sebelumnya ia menemui sang ayah.

"Ayah! Apa tidak ada doa untuk Andrew hari ini?" tanya Andrew mengejutkan Willie.

"Ayah tidak tahu? Hari ini kan hari ulang tahun Andrew!" Andrew tersenyum. Senyumannya membuat mulut Willie menganga.

"Apa ayah tak ingin berdoa untuk Andrew?"

Willie hanya diam lalu pergi dari sana.

"Ayolah, ayah ...,"

"Jika kau memaksa, maka aku harus jujur kalau aku punya harapan agar kau cepat hancur dari dunia ini." jawab Willie, ia tak menoleh ke arah Andrew sedikit pun.

Andrew mengangguk. "Apapun doanya, itu adalah yang terbaik jika doa itu dari ayah."

***

Andrew menuju kamar kakaknya dan mengetuk pintu dengan semangat. Aidan membukakan pintu untuknya.

"Kakak! Kakak lihat kaos ini?" tanya Andrew memperlihatkan kaos yang ia kenakan.

"Itu bagus!" balas Aidan.

"Ini pemberian kakak! Terima kasih, ya, Kak! Andrew sangat menyukainya. Andrew senang kakak ternyata masih mengingat ulang tahun Andrew."

Aidan tidak menjawab. Dia menatap kosong wajah Andrew. Dia berencana menutup pintu saat tatapan Andrew mulai menyelidiki seluruh kamarnya.

"Koper di atas kasur kakak ..."

Ceklek!

Pintu tertutup. Andrew tak sempat melanjutkan kalimatnya. Ia kembali mengetuk pintu. "Apa kakak benar-benar ingin pergi?"

Aidan tak menjawab.

"Kakak, kakak jangan pergi. Ya? Andrew tak ingin kakak pergi. Kalau kakak pergi, nanti Andrew akan kehilangan itu untuk yang terakhir."

"Itu? Untuk yang terakhir?" gumam Aidan di balik pintu.

"Kakak tahu, kalau tidak ada orang lain yang paling menyayangi Andrew. Kakak adalah segalanya. Andrew benar-benar tak ingin kakak pergi. Nanti, jika ayah marah ... siapa yang akan melindungi Andrew? Hah? Kakak jangan pergi, ya?" Andrew masih setia berdiri di depan pintu itu. Matanya berkaca-kaca untuk memohon sang kakak agar tetap tinggal bersamanya.

Sesuatu muncul di kepala Aidan saat itu. Dia berpikir dia kali untuk melakukannya, dan akhirnya memberanikan diri untuk berhadapan dengan Andrew. Dia memegang kenop pintu, lalu membuka pintu.

"Kakak ...." Andrew memandang kakaknya.

"Aku membencimu!" ketus Aidan kemudian.












T. B. C.

Anak Haram [TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang