Part 29

316 72 2
                                    

Typo~!

"Mulai hari ini kau bisa membereskan semua barang-barang mu yang ada di apartemen ini, lalu kembali ke rumah keluarga jeon, karna pertunangan diantara kita sudah berakhir dan kau tidak perlu lagi untuk tinggal disini."

Akhiri sinb.

Melanjutkan kembali langkahnya menaiki satu persatu anak tangga menuju kekamar dan meninggalkan jungkook begitu saja yang masih berdiam diri menatap kepergian dirinya.


* * * *


Bohong jika sinb mengatakan dirinya tidak ingin menangis lagi, bohong juga jika dia menganggap bahwa dirinya mampu untuk menghadapi jungkook,karna pada kenyataannya sinb kalah, pertahanannya lemah.
Apa yang sudah dia katakan pada jungkook tadi membuat hatinya sakit dan juga perih.

Air mata yang sejak tadi mati-matian sinb tahan akhirnya menetes juga. Membasahi kedua pipinya dengan begitu deras, punggung yang ia sandarkan pada daun pintu tiba-tiba saja merosot kebawah membuat sinb menangis sejadi-jadinya diatas dinginnya lantai yang dia duduki.

Menyembunyikan wajah diantara kedua kakinya,membuat sinb harus beberapa kali memukul dadanya yang terasa begitu menyesakkan.

Dirinya baru saja berbohong pada jungkook, mengatakan kalau dia pergi ke klinik dan melakukan pencegahan agar tidak mengandung anak pria itu.

Bohong juga saat sinb mengatakan jika dia sudah melupakan semua kejadian tadi malam dan menganggap bahwa tidak pernah terjadi apapun diantara mereka. Bagaimana mungkin sinb bisa menganggap seperti itu kalau pada nyatanya jungkook lah pria pertama yang sudah mengambil kesucian dari dirinya.

Sinb hanya takut kecewa jika harus terlalu banyak berharap pada jungkook mengenai hubungan mereka, sudah cukup bagi dirinya hanya pertunangan saja yang dia lalui bersama pria itu hingga membuat perasaannya terus tersakiti.

Sinb tidak menginginkan sesuatu apapun lagi yang lebih dari itu semua, dia sudah benar-benar lelah sekarang dalam menghadapi semua beban hidupnya sendirian tanpa ada satu orang pun yang pernah mengerti tentang dirinya selama ini.


* * * *


Prrang,,,Prrang,,Prrang!!

Jungkook menghancurkan semua barang-barang yang ada di kamarnya, melempar ke sembarang arah apapun yang ada di depan mata untuk melampiaskan seluruh amarah dan juga kekesalan terhadap dirinya sendiri.

" Sial ! Bukan seperti ini yang aku inginkan. "

Umpat jungkook, berdiri tepat didepan cermin besar yang ada di hadapannya.

"Arrkhh!! Aku tidak menginginkan semua ini sialan! Kenapa tidak ada orang yang mau mengerti."

Teriak jungkook kencang meninju beberapa kali cermin besar dihadapan nya hingga hancur berkeping-keping sampai membuat tangannya terluka karan pecahan kaca tersebut yang menancap pada punggung tangannya.

Darah segar pun mulai merembas keluar dari jari-jari nya. Jungkook menangis, air matanya mengalir begitu saja tanpa perintah untuk yang pertama kalinya.

Entah mengapa akhir-akhir ini jungkook sering kali merasa lemah jika menyangkut tentang sinb,wanita yang tidak pernah ia sukai sedikit pun tetapi mampu membuat hatinya terasa begitu perih seperti sedang disayat menggunakan belati yang begitu tajam.

Jungkook mengusap wajahnya yang sudah basah karna airmata, hilang sudah pertahanannya sebagai seorang pria untuk tidak menangis.
Banyaknya pecahan kaca tidak membuat dirinya terganggu sedikit pun, jungkook bersandar pada dinding kamar tidak lagi perduli dengan darah yang sejak tadi terus keluar dari punggung tangannya hingga membuat kebas dan juga mati rasa semua jemarinya.


YOU DON'T KNOW ME [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang