Happy reading🐹
.
.
.Duk
Pyaarrtrr
"Aduuh!!"
"Selin," sontak Jaemin berdiri menghampiri Selin, "kamu nggak papa,kan?" Tangannya merogoh kantong belakang celana, mengambil kain tipis berbentuk kotak seukuran tangan.
"Tck, kamu nggak liat bajuku basah semua!" Wajah Selin memerah. Tidak hanya kesal, Selin juga malu. Hampir setengah dress warna macha yang dikenakannya, berubah kecoklatan terkena cola dingin yang tumpah.
Jaemin melirik ke arah adiknya yang mematung di belakang, memegangi nampan kosong dengan tatapan polos.
"Dek, udah berapa kali abang bilang, kalo jalan itu ati-ati!" Jaemin geram.
"Udah ..." Selin mendengus kesal "udah cukup, Jae. Aku nggak tahan lagi kalo kaya gini terus. KITA PUTUS!" Dengan cepat Selin mengambil sling bag miliknya, dan membawanya pergi.
"Nggak Sel ... " Jaemin berusaha mengejar, "Sel, Selin ... jangan gini dong, plis!"
Apa kamu pernah jatuh, lalu tertimpa tangga, lalu tertabrak busway dan tersambar petir?
Ya, itu yang dirasakan Jaemin sekarang. Ia tidak pernah membayangkan hari ini akan menjadi jadwal kencan terakhir mereka. Ini semua gara-gara Jisung.
Jaemin terus mengejar Selin. Beberapa kali tangannya mencoba meraih lengan gadis yang sedang pundung itu. Tapi percuma, Selin keburu masuk taksi yang secara kebetulan parkir tak jauh dari restoran cepat saji tempat mereka kencan, lebih tepatnya 'ngemong adek'.
Yah, diomelin lagi deh gue, batin Jisung.
Jaemin dan Jisung adalah kakak beradik yang biasa-biasa saja. Tidak ada yang spesial dari mereka, selayaknya saudara pada umumnya. Kadang akur, nggak lama kemudian berantem, akur lagi, berantem lagi begitu seterusnya sampai pohon pepaya berbuah kelapa.
Mereka tinggal di perumahan yang juga biasa-biasa saja. Rumah dua lantai dengan desain dan perabot sederhana, mereka tempati sejak 10 tahun yang lalu. Cukup nyaman untuk mereka yang hanya tinggal berdua saja. Ehm, ralat... mereka tinggal bertiga.
Jaemin, lulusan S1 Desain Komunikasi Visual. Bekerja di perusahaan advertising sebagai desainer grafis. Karyanya banyak terpampang pada reklame-reklame mewah di tengah kota. Kopi dan deadline adalah makanannya sehari-hari.
Jaemin memiliki hobi fotografi dan tak jarang cinlok dengan sang model yang dipotretnya. Ia memang sering bergonta ganti pacar, bukan karena ia play boy tapi ... ah, nanti kamu juga akan tau sendiri.
Jisung, seorang adik yang manja, penakut dan ahli ngerusakin barang. Sepertinya itu cukup untuk mendeskripsikan anak ini.
Ia kelas 2 SMA sekarang, tapi sifatnya kelihatan seperti anak umur 6. Bagaimana tidak, ia tidak pernah mau ditinggal sendirian di rumah. Alhasil kemanapun Jaemin pergi, Jisung selalu menemani (dibaca ngintilin).
Semuanya biasa saja. Sampai di mana, kehidupan Jisung mulai berubah ketika ia kalah taruhan dengan makhluk usil tak kasat mata.
.
.
.Halo kamu... 🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-gara Park Jisung || Na Jaemin
FanfictionSemuanya biasa saja. Sampai di mana, kehidupan Jisung mulai berubah ketika ia kalah taruhan dengan makhluk usil tak kasat mata. . . . "Kamu inget nggak, kapan terakhir kali call wa Abang?" "Hmm ... lupa. Udah lama banget" "Tadi pagi, nomor wa kamu n...