Happy reading🐹
.
.
.Menyandang status karyawan baru di perusahaan ternama, membuat Jeein berinisiatif datang ke kantor lebih awal. Ia tidak mau tiga bulan masa percobaannya dinilai buruk oleh tempatnya bekerja sekarang. Sebisa mungkin Jeein menunjukkan performa terbaiknya, agar kontrak kerja bisa didapat.
Jeein mendorong gagang pintu ruang staf dengan sedikit membungkukkan tubuhnya. Masih sepi. Bahkan pendingin ruangan pun belum menyala. Ia terkejut mendapati paper bag berlogo Siren si makhluk mitos dari Yunani, nangkring di atas mejanya.
Eh, punya siapa nih? tanya Jeein dalam hati
Matanya berkeliling. Jeein mencoba melongok isi bungkusan itu dengan tak enak hati. Di dalamnya berisi satu cup coklat hangat, croissant almond dan sebuah kartu ucapan. Dalam kartu itu tertera namanya, Jeein. Tanpa nama pengirim.
Pikirannya mulai menebak-nebak. Kemungkinan besar, kiriman itu dari orang yang satu divisi dengannya. Mengingat, Jeein belum lama bergabung. Belum banyak karyawan yang ia kenal.
'Kamu udah sarapan?'
Entah kenapa kalimat itu terngiang-ngiang di telinganya sekarang. Pikirannya memutar ulang ke beberapa hari yang lalu. Tepat di mana ia menaiki anak tangga bersama si pemuda rambut apel.
Nggak mungkin, nggak mungkin, batinnya.
Ia segera menepis pikirannya itu. Nggak mau kepedean dulu. Tapi tidak ada kandidat lain, selain 'dia'.
Sampai kini jam menunjukkan pukul 11.30, Jaemin belum juga menampakkan batang hidungnya. Hati Jeein masih belum tenang. Ditambah dengan atasannya yang ngedumel sedari tadi, membuat kepalanya pusing.
"Tu anak kemana, lagi?!" Renjun celingak-celinguk menatap sekeliling ruangan, mencari keberadaan Jaemin yang entah di mana. Chat nya pun tidak diread.
Situasi darurat, membuat Renjun tanpa pikir panjang menghubungi nomor whatsapp pemuda itu.
"Halo! Dah sampe mana lu? Tumben jam segini belom nyampe kantor! Billboard Telkomsel minta di revisi, tuh!" kata Renjun langsung ke intinya. Seketika ia terkejut membulatkan matanya saat mendengar jawaban Jaemin terbata-bata dari sebrang telepon.
"HAH! KETIDURAN DI PARKIRAN?! KOK BISA?" Teriakan Renjun yang menggema, membuat seisi ruangan tersentak kaget. Beberapa malah tertawa geli sekaligus heran. Entah punya beban hidup apa, sampai membuat Jaemin bisa tertidur di tempat yang tidak semestinya.
Tak sampai 10 menit, Jaemin berhasil sampai di ruangan staf. Ia mencoba mengatur napasnya yang ngos-ngosan karena berlari dari parkiran tadi. Kaos putihnya sebagian basah terkena keringat.
"Minta di pecat lu, hah?"
"Sorry, Mas Jun. Gue dari jam 6 tadi udah sampe sini padahal," tutur Jaemin yang masih ngos-ngosan. Ia mendudukkan diri di kursinya. "Pas gue naek, masih gelap. Sepi belom ada orang. Ngeri lah! Gue turun lagi aja. Eh ... nunggu di mobil malah kebablasan. Sorry, Mas Jun." lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-gara Park Jisung || Na Jaemin
FanfictionSemuanya biasa saja. Sampai di mana, kehidupan Jisung mulai berubah ketika ia kalah taruhan dengan makhluk usil tak kasat mata. . . . "Kamu inget nggak, kapan terakhir kali call wa Abang?" "Hmm ... lupa. Udah lama banget" "Tadi pagi, nomor wa kamu n...