Happy reading 🐹
"Ya, kalo bisa ... dipertahanin itu si Selin. Kecuali dia emang punya yang baru, laen cerita deh"-Renjun
Siap jatuh cinta selalu satu paket dengan siap patah hati. Setiap orang selalu ingin perjalanan asmaranya mulus dan lancar-lancar saja. Nggak ada satu orang pun yang berharap akan gagal dan akhirnya mengalami patah hati.
Masih teringat jelas lembut tangan Selin, menggenggam tangannya beberapa bulan lalu. Lirih berpesan pada Jaemin agar saling menjaga setia. Tapi malam ini, Selin bersama dengan segala janji, memilih untuk pergi. Ya, apa lagi namanya kalau bukan pergi.
Jatuh cinta kali ini rasanya aneh. Jaemin merasakan hatinya lebih nyeri, lebih sakit, lebih hancur. Bukan karena ini kali pertama ia diselingkuhi, tapi lebih ke kecewa pada diri sendiri yang dengan bodohnya menaruh seluruh harapan hidup, pada dia yang ternyata setengah hati.
Jaemin mematung. Menatap lesu rumah nomor 18C itu sampai tak sadar air matanya jatuh. Emosi yang sudah melebihi batas, membuatnya malah seperti sekarang ini. Mungkin bagi sebagian orang menganggap ia seorang pecundang. Lelaki macam apa yang melihat wanitanya bersama pria lain namun hanya diam tanpa tindakan. Tapi, ini lah Jaemin. Sampai suara berat sang adik terdengar lirih dari belakangnya.
"Bang, pulang."
.
.
.Tok tok
Si anak emas masuk kelas dengan sedikit merendahkan kepalanya. Dua Minggu sudah ia terlambat seperti sekarang ini. Masuk saat jam pelajaran pertama hampir selesai. Lebih tepatnya, belajar lebih awal dari yang lain.
Begitu masuk, matanya langsung berkilauan. Rasa lelah usai latihan paduan suara seperti hilang tiba-tiba. Senyum lebarnya tidak bisa ditahan saat melihat sebelah bangkunya kini tidak lagi kosong. Dengan berlari kecil Chenle menuju tempat duduknya di belakang.
Saat duduk pun sudut bibirnya belum juga hilang. Sampai seisi kelas ikut sumringah melihatnya. Sesekali tangannya memukul-mukul lengan teman sebangkunya itu. Yang dipukul hanya nyengir saja sambil alisnya naik turun.
"Kenapa gak bilang mau masuk?! Gue kan bisa jemput"
"Surprise, haha"
"Udah ketemu Bu Wendy?" tanya Chenle sambil mengeluarkan buku pelajaran dari dalam tas hitamnya.
"Belom"
"Haha, pasti kaget banget dia, liat lu udah masuk lagi" kata Chenle tersenyum lebar.
Kalau saja sekarang kelas sedang sepi, Chenle pasti sudah memeluk Jisung sambil diacak-acak rambutnya. Jisung tahu betul sahabatnya itu senang bukan main. Tapi si anak emas memang gengsinya tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-gara Park Jisung || Na Jaemin
FanficSemuanya biasa saja. Sampai di mana, kehidupan Jisung mulai berubah ketika ia kalah taruhan dengan makhluk usil tak kasat mata. . . . "Kamu inget nggak, kapan terakhir kali call wa Abang?" "Hmm ... lupa. Udah lama banget" "Tadi pagi, nomor wa kamu n...