5w 1h

283 50 7
                                    

Mobil mewah Eleora berhenti tepat di depan  kantor Eleora. Bukan Eleora yang membawa mobil melainkan Priya yang mengantarnya.

"El sudah sampai" ucap Priya seraya menyentuh pundak Eleora.

Sejak tadi Eleora hanya terus berjibaku dengan ponselnya.

"Oh.. udah sampai ya. Yaudah aku turun dulu"

Priya menahan lengan Eleora. "Ingat, jangan lari-lari"

"Iya, aku tidak mungkin lari-lari di kantor"

"Jangan terlalu stress," ucap Priya

Eleora mengangguk.

"Hubungi aku setelah selesai"

"Iya Priya...Jangan khawatir"

Priya menghela napasnya, bagaimana tidak khawatir kalau itu Eleora.

"Ada lagi pesannya?"

"Jangan lewatkan makan siang"

"Tenang saja, aku sudah banyak makan juga tadi dan aku akan ingat untuk perbanyak air putih"

Kini Priya yang gantian mengangguk. "Yaudah... Turun sana"

"Sampai ketemu nanti sore ya . Love you.." Eleora menyentuh pipi Priya lalu membubuhkan kecupan singkat di atas bibir Priya. Sebelum ia turun dari mobil. .

Priya tak langsung pergi, ia mengawasi Eleora dulu dari mobilnya. Setelah El tak nampak lagi barulah Priya meninggalkan tempat itu.

🌳

🌳

🌳

Eleora sudah di dalam ruang kerjanya. Ia tampak serius berbicara dengan arif dan manajer Damien.

"Kita sudah menandatangani kontrak. Hari ini harusnya kita bisa menyesuaikan produk. Minggu depan kita sudah memulai pemotretan dan akhir bulan ini kita sudah masuk Launching produk."

"Saya mengerti, saya akan usaha secepat mungkin untuk menemukan Damien"

"Bukan usaha! Tapi harus ketemu." Ucap Eleora tegas dan penuh penekanan.

Manajer Damien mengangguk. Sesungguhnya ini pertama kalinya Damien nekat melakukan ini. Biasanya senekat apapun Damien tidak akan sampai melarikan diri seperti ini.

"Saya pikir tidak ada yang harus di bicarakan lagi. Anda harus membawa Damien kembali kurang dari satu minggu. Jika tidak datanglah dengan pengacara kalian"

Eddie, manajer Damien menganggukan kepalanya. Setelah itu ia pun memilih pamit dari ruangan Eleora bersama dengan Arif seketaris El.

Eleora menghela napasnya, tangannya mengusap perut yang dulu selalu rata tapi kini sudah mulai membuncit. Ia sudah tidak bisa lagi menggunakan baju-baju kurang bahan miliknya. Bahkan di rumah ia lebih suka menggunakan kaos oblong milik priya di bandingkan semua baju tidur cantik dan mahalnya.

"Hah... Ck.. ada-ada saja sih..."

Eleoran mengambil ponsel lalu mengetikan nama Damien di laman pencarian. Keluarlah berbagai foto Damien di sana.

Eleora menggelengkan kepalanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kutoroka (Level 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang