Tembus pandang

167 47 9
                                    

Laras dan Aimee menyempatkan diri untuk mampir ke tempat Damien sebelum mereka ke pasar untuk memberi keperluan Aimee.

"Hei ras...." Sapa Damien saat melihat kedatangan Laras. Tak lupa senyum yang cukup lebar menghiasi wajah Damien.

"Hai, mas.. "

"Mau antar makan malem ya?"

Laras menggeleng. "Ih pede.. aku mau nemenin Ai ke pasar. Tapi ku pikir baiknya aku mampir dulu barangkali Pak Lionel membutuhkan sesuatu juga"

Damien melipat tangannya lalu bersandar pada kusen pintu. "Jadi, sekarang yang di cari Pak Lionel... ?"

"Ya, engga gitu mas.. kalau mas Damien mau nitip juga bisa kok"

"Aku atau Lionel?" Tanya Damien dengan sedikit membungkukan badanya.

Laras tertawa kecil. "Mas.. ngga usah jail deh. Tolong panggilkan Pak Lionel.. kasian Ai kalau nanti ke sorean keburu tutup tokonya."

Damien mengangguk. "oke, tunggu ya. Duduk dulu..."

"Makasih mas.."

"Sama-sama bu guru" jawab Damien dan masuk ke dalam rumahnya untuk memanggil Lionel.

Aimee berusaha keras untuk tak memutar bola matanya apalagi sampai mencibir Damien yang sangat amat manis pada Laras. Senyum yang merekah, suara yang lembut hal yang tak mungkin Damien lakukan padanya. Apalagi tadi saat Damien menyapa Laras seolah hanya ada Laras di sana. Ya, anggap saja ia memang transparan.

"Ai.."

"Eung?"

"Kamu kenapa?"

"Engga papa..."

"Jangan ngelamun gitu,kemarin ayam tetangga ku mati loh.."

"Karna ngelamun?" Tanya Ai

Laras menggeleng. "Karna di masak.."

Akward, sungguh Aimee tak tau bagaimana cara menyauti Laras selain berpura-pura menganggap itu hal yang lucu.

"Sini duduk.." ajak Laras lagi.

Aimee mengangguk dan turut duduk di sana.

"Kamu udah berapa lama jadi assistennya pak Lionel?"

"Euhm.. belum lama"

Laras mengangguk. "Pantas kita tidak bertemu waktu aku magang"

Aimee hanya ikut mengangguk. Untunglah sebelum Laras mencecarnya dengan berbagai pertanyaan Lionel sudah datang.

"Ras..."

"Pak Lionel.." ucap Laras dan ikut berdiri.

Sekali lagi, Aimee mendadak menjadi manusia transparan.

"Ada apa?" Tanya Lionel. Laras pun menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke sana.

Lionel menggeleng, "tidak usah repot-repot ras, lagi pula besok pagi aku pulang"

"Yah, pagi banget pak?" Tanya Laras

Lionel mengangguk.

"Tidak sore saja? Sayang loh pak sudah di sini. Jalan-jalan dulu sebentar"

"Lain kali saja.."

"Belum tentu lain kali bapak sempat mampir ke sini kan? Ayolah pak. Waktu aku di Jakarta bapak banyak membantu ku. Jadi, karna sudah di sini aku mau nunjukin desa ku"

Lionel terdiam dan nampak berfikir. Aimee memperhatikan itu, ia sungguh penasaran apa arti Laras untuk Lionel yang super kaku dan menyebalkan itu. Lionel bahkan menyempatkan diri untuk menimbang permintaan Laras. Aimee sangat yakin Lionel pasti menyukai Laras. Habis apa lagi alasannya?

Kutoroka (Level 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang