Suhar & Kang Darto

195 51 4
                                    

Satu tangan Damien ia letakan pada bingkai jendela bis, kemudian ia ikut menaruh dagunya di atas tangan itu. Membiarkan wajah tampannya di terpa oleh angin pagi yang terasa dingin namun sangat segar dan menyejukan.

Senyum di bibir Damien terus mengembang, ia menikmati pemandangan yang kini tersaji di hadapannya. Hamparan sawah yang luas, bukit-bukit juga gunung,serta semburat jingga cantik dari matahari yang baru akan menuju peraduannya.

"Ahh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahh... choaaah..." Ucap Damien menyukai pemandangan dan udara itu.

Mungkin sebenarnya pemandangan itu biasa saja. Hanya, nampak indah bagi Damien yang rindu rumah, rindu Indonesia.

"Bau Indonesia..." Ucap Damien lagi seraya mengulurkan sedikit tangannya agar bisa ikut merasakan dingin udara itu.

Setelah menginap satu malam di salah satu hotel yang ada di pemalang kota, kini Damien melanjutkan perjalanannya untuk masuk lebih dalam menuju desa tujuannya.

Damien datang ke desa itu bukan tanpa alasan. Bukan hanya sekedar melarikan diri meski ia memang ingin melarikan diri. Tapi sungguh ada sesuatu yang lebih penting dari itu. Sesuatu yang Damien harap bisa membawa kembali hubungan hangatnya dengan sang kakak.

Hubungan hangat yang mendadak menjadi dingin sejak 12 tahun lalu.

Damien suka Indonesia, sangat suka. Alasanya meninggalkan negara itu masih berhubungan erat dengan hubungan yang mendingin. Setelah ia lebih dewasa ia berkali-kali ingin kembali. Ingin memperbaiki segalanya. Sayangnya ia terikat dengan kontrak itu.

Sampai akhirnya datang juga kesempatan ini. Kesempatan untuk memperbaiki apa yang harusnya di perbaiki. Mengembalikan sesuatu kepada tempatnya. Damien tak bisa menunda lagi. Jika kali ini ia tak nekat melakukan ini. Mungkin selamanya ia dan Lionel tidak akan bisa kembali seperti dulu.

Saat tau ia akan segera ke Indonesia, Damien menugaskan orang kepercayaannya untuk mencari seorang wanita. Ya, itulah niat Damien kembali sebenarnya. Ia tak peduli lagi jika harus mengganti rugi semua kontrak-kontrak itu. Selama ia bisa menemukan wanita itu. Sebentar lagi, hanya sebentar lagi ia akan bertemu dengan wanita itu. Damien benar-benar sudah tak sabar.

Lamunan Damien buyar ketika tanpa sengaja seseorang menyenggolnya.

"Oh..ngampunten nggih.."

Wanita paruh baya yang nampak repot dengan bakul dagangannya tanpa sengaja menyenggol lengan Damien ketika akan duduk.

Meski tak benar-benar mengerti bahasa jawa, tapi sepertinya Damien paham bahwa yang wanita paruh baya itu ucapkan adalah permintaan maaf.

Ia mengangguk dan tersenyum, satu lagi yang di sukai Damien berada di daerah itu. Rasanya tak nampak satu orang pun mengenalinya.

Entah sejak kapan bis itu menjadi sangat penuh dan padat. Maklum saja Damien naik dari terminal, saat itu bis masih hanya terisi 4 orang saja. Sekarang sudah sangat penuh, ada orang-orang yang akan ke pasar, atau  pulang dari pasar, ada juga banyak anak-anak sekolah mulai dari SMP hingga SMA.

Kutoroka (Level 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang