Sensitif day

170 43 4
                                    

Damien mengetuk pintu kamar Lionel. Setelah beberapa kali mengetuk akhirnya Lionel membukakan pintu untuk Damien.

"Kaka tidur?"

"Ada apa?" Tanya Lionel

"Laras mengajak kita makan malam bersama dirumah"

"Apa kita harus terus makan disana dan merepotkan mereka?"

"Euhm.. aku juga tidak mau begitu. Tapi Laras bilang dia sudah masak banyak dan minta aku datang dengan mu"

Lionel menghela napasnya berat. Ia tak mengatakan apapun dan hanya menutup kembali pintu kamarnya. Namun Damien mengerti secara tak langsung Lionel menyetujui.

Ia pun memilih untuk menunggu di sana. Mengembung-ngembungkan pipinya, menggerak-gerakkan kakinya persis seperti yang selalu Damien lakukan sejak ia TK.

Ia tak akan mau berangkat sekolah jika tak bersama kakaknya. Bahkan meski saat itu sekolahnya masuk lebih siang. Ia akan bersiap lebih pagi hanya agar tak di tinggal oleh Lionel.

Benar saja tak lebih dari lima menit, pintu kamar Lionel kembali terbuka. Lionel sudah berpakaian jauh lebih rapi lengkap dengan jaketnya. Damien tersenyum melihat kakaknya.

"Uuu.. kau selalu terlihat tampan dengan pakaian apapun hyung.." puji Damien. Kali ini ia menggunakan bahasa koreanya.

Lionel?

Hanya berlalu meninggalkan Damien dan Damien mengekori Lionel.

"Hyung, kau ingat waktu kita kecil aku selalu menunggu mu dengan pakaian rapi di depan kamar mu. Padahal kau bahkan belum bangun. Kau selalu sarapan dengan pakaian tidur sedangkan aku selalu sarapan dengan pakaian sekolah lengkap"

"..."

"Pernah aku kesiangan. Hyung pergi dulu ke sekolah. Lalu aku menangis dan hyung akhirnya izin pulang dengan alasan sakit perut.. "

"..."

"Bahkan sejak kecil kau sudah sangat keren hyung..." Lanjut Damien.

Mereka sudah sampai di depan rumah. Damien mengulurkan kunci motor pada Lionel. Tanpa mengatakan apapun Lionel pun mengambilnya. Damien tersenyum lagi, senyum hingga barisan gigi putihnya terlihat.

Ia pun bergegas naik ke atas motor, sesaar setelah Lionel menyalakan mesin motor matic milik laras itu.

"Ga ja.." ucap Damien dalam bahasa korea yang berarti ayo.

Tak ada pembicaraan di antara mereka selama perjalanan. Damien yang terlalu senang hanya terus menantap punggung Lionel. Ia teringat pada kenangannya di masa lalu. Masa dimana ia dan Lionel masih sedekat nadi sebelum seperti saat ini sejauh matahari.

Perasaan bahagia itu perlahan berubah menjadi haru. Damien ingin kembali ke masa lalu. Ia ingin kakaknya kembali seperti dulu. Hingga tanpa ia sadari matanya sudah berkaca-kaca.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kutoroka (Level 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang