Anggur

188 47 6
                                    

Ternyata benar-benar menjadi pengangguran setelah bertahun-tahun hidup dengan jadwal yang sangat padat membuat Damien cukup bosan. Ia selalu membayangkan bagaimana rasanya tidur sesuai jam yang ia  mau selama yang ia mau, makan-makanan apapun yang ia inginkan. Tapi setelah melakukannya Damien mulai habis akal.

Seperti saat ini, ia sedang berlatih dance, sayangnya pilihan lagunya tidak banyak karna tidak ada internet. Ia hanya melakukan dance dengan lagu-lagu yang ada di Ipadnya saja.

"Ah... Sepertinya aku harus memberi cermin besar" ucap Damien.

Ia melepaskan earphone di telinganya, mengambil botol minumnya lalu berjalan ke depan rumah.

Ia membuka pintu dan terkejut mendapati Laras yang ada di sana merapikan bunga-bunga di rumahnya.

"Laras.."

"Oh..mas Damien.."

"Kamu kenapa disini?"

Laras membersihkan tangannya sebelum berjalan mendekat pada Damien.

"Itu mas, bapak minta tolong buat anterin surat izin tinggal sementaranya mas Damien. Siapa tau mas Damien butuh."

Laras mengulurkan amplop putih pada Damien.

"Kalau yang ini titipan dari ibu" tambah Laras dan memberikan rantang lainnya.

"Kenapa tidak mengetuk?"

"Sudah, tapi tidak di jawab. Kirain mas Damien tidur.  Tadinya mau saya tinggalin di situ saja. Tapi tadi ngga sengaja nyenggol pot bunga. "

Damien menerima semua pemberian Laras.

"Terimakasih ya,"

"Iya mas, oh iya boleh minta rantang-rantang yang kemarin ngga mas?"

"Euhm.. itu. Euhmm sebenarnya belum aku cuci."

Laras tersenyum lebih lebar. "Ndak papa mas, biar saya cuci di rumah saja"

Damien menggeleng, "jangan.. nanti saya cuci dulu deh. Tapi saya tidak punya sabun cuci. Ah.. bagaimana kalau kamu antar saya ke tempat belanja"

"Pasar.."

"Mall? Ada ngga?"

"Ada, di kabupaten sebelah. Jaraknya ya sekitar 60 KM lah.. satu jam ngga pake macet" terang Laras

Damien tersenyum malu, ia mengusap leher belakangnya. "Kalau gitu pasar saja"

"Nah kalau pasar, sekitar 350 meter dari sini. 5 menit naik motor 15 menit jalan kaki.."

"Oke, naik motor saja" jawab Damien dengan tersenyum lagi.

"Siap"

"Tunggu sebentar ya.. "

Lara menganggukan kepalanya.

Tak berapa lama Damien pun kembali sudah dengan berganti pakaian. Tak lupa topi, kaca mata dan maskernya.

"Kenapa?" Tanya Damien pada Laras yang nampak memperhatikannya.

"Engga.. masnya kaya artis-artis korea. Pakai kaya gitu.."

"Oh ya? Kamu suka korea?"

Laras menggeleng. "Tidak sih, cuma beberapa murid ku suka. Jadi sempet liat.. "

Kutoroka (Level 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang