Are you Insane?

178 50 6
                                    

Hari ini Damien memutuskan untuk melakukan lari pagi. Tanpa ia sadari kakinya melangkah ke arah kediaman pak Rujito dan keluarga. Damien bahkan baru menyadari itu saat Ia bertemu Laras dan ibunya.

"Mas Damien.. mau kemana?"

Damien menurunkan maskernya, ia juga melepaskan kedua earphone yang terpasang di telingannya.

"Laras... Ibu.." sapa Damien.

"Mau kemana?" Ulang Laras

"Euhm.. lari pagi saja. Kamu?"

Laras mengangkat plastik bawaanya. "Ibu lagi mager masak.. bapak juga mau sarapan nasi rames jadi aku sama ibu beli sarapan. Mas Damien udah sarapan?"

Damien menggelengkan kepalanya.

"Kalau gitu sarapan di rumah aja yuk" ajak Laras

"Ah.. ngga usah. Aku beli saja nanti."

"Sudah ayo, menolak rezeki pagi-pagi ngga baik loh. Nanti rezekinya kabur semua" ucap Salma lembut tak lupa dengan senyum yang sangat familiar. Senyum yang ia turunkan pada anak-anaknya.

"Ayo.. mas"

Lari pagi Damien berakhir dengan sarapan di rumah pak Rujito.

"Waduh, pagi-pagi sudah ada tamu ganteng.  Nemu dimana nih? Bisa aja ibu sama Laras" ledek Rujito dan bergabung di meja makan. Sudah dengan pakaian kerja lengkapnya.

"Maaf ya pak sudah bertamu pagi-pagi, numpang sarapan lagi"

Rujito menepuk punggung Damien. "Ngga papa.. biar makin rame. Besok-besok sarapan disini juga saja.."

"Wah.. saya tidak berani menolak kalau gitu pak. Nanti rezeki yang lainya kabur kalau kata ibu"

Rujito mengangguk masih dengan tersenyum lebar.

"Mas Damien mau sarapan nasi rames atau mau bubur sumsum nya? Nasi rames aja deh ya.. nanti bubur sumsunya buat dessert atau di bawa pulang aja" ucap Laras

Damien terrsenyum geli dan mengangguk.

"Laras.. kamu nih kebiasan. Kalau nawarin orang itu sampai orangnya jawab dulu.." ucap Salma dan memukul ringan lengan putrinya.

"Eh iya... Maaf ya. Mas Damien mau sarapan apa?"

"Tapi nasi ramesnya enak dimakan sekarang loh, masih anget" tambah Laras dengan suara berbisik.

Salma menatap putrinya dengan tatapan memperingati.

"Laras kan hanya mengusulkan"

"Yaudah kamu ngga usah disini deh ras.. ketempat wa jam saja bantuin wa jam promosiin nasi ramesnya."

Laras mengkrucutkan bibirnya, membuat Damien terus memperhatikan Laras. Melihat laras yang seperti itu membuatnya tiba-tiba ingat pada si kecil Aimee. Aimee juga suka diam-diam mengkrucutkan bibir seperti itu dan mencibirnya. Aimee adalah assisten pribadi yang paling lama bertahan dengannya.

"Jadi, mas Damien mau sarapan apa?" Tanya Salam membuyarkan Damien yang sedang menyaksikan keseruan perdebatan Laras dan Rujito.

"Nasi Rames saja bu.. "

Laras mengangkat jempolnya untuk Damien.

Mereka sarapan bersama dengan di selingi obrolan-obrolan ringan. Tentang aktivitas apa yang akan di lakukan Damien hari ini. Damien berencana ingin mengganti kartu ponselnya, lalu menemani tukang memasang cermin di rumah dan berlatih motor di lapangan agar lebih lancar.

Kutoroka (Level 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang