The real psikopat

172 47 2
                                    

Anggap saja Aimee sudah gila. Tidak dia memang benar-benar gila. Bagaimana tidak jika saat ini ia sudah kembali berdiri di depan ruang kerja Lionel dengan membawa baskom kecil berisi air es juga handuk bersih yang berhasil ia dapatkan dari OB yang lewat.

"Masuk tidak ya... Pulang aja deh.." Aimee membalik tubuhnya.

Namun baru beberapa langkah ia sudah kembali lagi.

"Ck... Dibunuh..dibunuh deh" ucap Aimee dan memilih untuk masuk ke dalam ruangan Lionel.

"Pak.. Demi Tuhan saya belum mau mati.. saya juga takut sama bapak.. tapi saya cuma mau bawa kompres.." ucap Aimee cepat dengan memejamkan matanya.

Ia menunggu sesaat barangkali ada barang lagi yang melayang ke arahnya. Aimee juga tak tau mengapa ia harus melakukan itu. Semua benar-benar karna Damien brengsek.

Hening.

Aimee pun perlahan membuka matanya. Ia baru menyadari bahwa di ruangan itu Lionel tak lagi sendiri. Ada seorang pria muda lainnya dengan pakaian casual berdiri di dekat Lionel.

Seingat Aimee ia hanya pergi tak lebih dari 30 menit. Kapan pria itu datang?

"Itu saja, hubungi saya setelah kau tau dia dimana. Hari ini juga"

"Baik, pak."

"Keluar lah"

"Saya permisi dulu pak" ucap Pria itu dan kemudian berjalan keluar. Ia sempat melirik singkat pada Aimee.

Pria itu keluar.

Menyisakan Aimee dan Lionel hanya berdua di dalam ruangan. Aimee masih dengan badan sedikit membungkuk dan tangan memegang baskom.

Lionel berdiri dengan tatapan dingin sebagaimana biasanya.

"Hai.." ucap Aimee seolah Lionel adalah teman lama yang baru di temuinya. Aimee menetapkan tubuhnya sendiri. Menelan Salivanya bulat-bulat.

"Dimana terakhir kau melihat Damien...?"

Aimee membulatkan matanya, ia berjalan cepat mendekat pada Lionel.

"Di hotel  Grand Indonesia jam sebelas malam hari minggu...kami sudah melihat rekaman cctv hotel, Damien keluar jam 2 malam tapi kembali lagi dan keluar lagi jam 6 pagi." Ucap Aimee cepat.

"...."

"Data kartu kreditnya baru keluar, dia membayar penerbangan ke Singapura. Tapi setelah di cek ke bandara dia tidak ikut terbang. Mobilnya yang ia gunakan pergi ke arah pelabuhan."

Lionel menghela napasnya. Kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Tidak perlu mencarinya, cari Fabian Kim saja // ya temannya sejak SMPnya// kabari tidak lebih dari dua jam"

"Kenapa tidak mencari Damien?"

"Tutup saja Agensi bodoh mu itu. Menjaga satu artisnya saja tidak bisa"

Lionel memilih untuk di kursinya.

"Artisnya saja yang kebanyakan tingkah" saut Aimee. Kemudian meletakan baskom yang ia bawa ke atas meja Lionel.

Lionel melirik Aimee lagi. Aimee pun cepat-cepat menggelengkan kepalanya. Ia tertawa aneh.

"Haha.. aku bercanda. Haha.."

Lionel menyilangkan kakinya. Menatap Aimee dengan sangat intens..

"Saya anak yatim pak.. jangan bunuh saya. Saya masih mau hidup hm..saya cuma mau bawain kompres sama siapa tau bapak luluh mau kasih saya informasi"

Kutoroka (Level 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang