A new strategy

176 48 7
                                    

Damien meninggalkan motor Laras dan memilih untuk berada satu mobil dengan Lionel menuju tempat tinggal sementara Damien.

Tak ada pembicaraan apapun hingga keduanya tiba di rumah.

"Bereskan semua barang mu lalu kembali lah ke Jakarta besok pagi. Selesaikan urusan mu di sana dan kembalilah ke Korea."

"Ka..."

Lionel membalik tubuhnya, ia menatap Damien lekat.

"Apa kau baru akan merasa puas setelah melihat hidup ku hancur?"

Damien menggeleng. "Ka, aku sungguh tidak ingin itu. Aku tidak ingin membuat masalah untuk mu."

"Tapi itu yang selalu terjadi. Kau selalu membuat masalah untuk ku. Kau sudah menjadi masalah untuk ku bahkan sebelum kau lahir."

Damien tak menyaut lagi. Ia hanya menatap lekat wajah kakaknya. Wajah orang yang paling di sayangnya itu.

"Apa tidak cukup 8 tahun ini?"

Lionel tersenyum sinis. "8 tahun? Apa hebatnya 8 tahun? Ibu mu,ayah mu dan kau sudah menghancurkan seluruh hidup ku. Yang aku lakukan padamu tidak sebanding dengan apa yang kalian lakukan padaku"

"Kau sungguh-sungguh tidak ingin melihat ku lagi ka?"

Lionel mengangguk. "Hmm.. diantar semua hal buruk yang ada di bumi ini. Kau yang terburuk. Kau adalah satu-satunya hal yang paling ingin aku tiadakan. Jadi, apapun yang sedang kau mainkan dengan Fabian. Hentikanlah.. aku terlalu sibuk untuk hal-hal seperiti ini. Aku tidak marah padamu. Aku Muak.." jawab Lionel dengan nada suara yang penuh dengan penekanan.

Ia membalik tubuhnya dan akan pergi dari sana. Namun langkahnya terhenti saat ia mendengar ucapan Damien.

"Aku tidak ingin pergi lagi kak"

Lionel hanya menolehkan kepalanya sedikit. Ia menyeringai..

"Yah, kau tentu saja tak akan berbeda seperti ibu mu. Menghancurkan hidup orang lain demi kebahagiaan kalian sendiri. Terimakasih karna kau sudah memperjelasnya sekarang"

"Kalau kaka sangat yakin  mama ku yang menghancurkan hubungan ibu mu dan papah. Kenapa kaka tidak pernah sekalipun mencarinya. Tidak sulit bukan menemukan dia untuk seorang Lionel suh? Kenapa kaka tidak mencari, menemuinya dan dapatkan kebenarannya? Kenapa?"

"Itu bukan urusan mu"

"Karna kaka takut bukan? Kaka takut kalau mungkin memang ibu kaka yang bersalah.."

Lionel dengan cepat, membalik tubuhnya. Lalu menggapai hoodie Damien,mendorong Adiknya hingga membentur dinding dengan cukup kuat.

"Tutup mulut mu!"

Damien menatap Lionel lekat-lekat kemudian mengangguk.

"Ternyata aku benar. Kau hanya takut. Ternyata kau tidak sehebat itu kak... Kau pengecut..."

Lionel semakin menarik kuat Hoodie Damien.

"Tapi aku tidak, aku tidak mau terus seperti ini. Aku akan menemukan ibumu. Aku akan mencari tau yang sebenarnya dan jika memang ini salah ibuku. Pegang kata-kata ku ini kak..Aku sendiri yang akan membawa ibu ku menghilang selamanya dari pandangan mu dan juga hidup mu. Kami akan pergi.. aku akan mengembalikan kebahagiaan yang direbut ibuku dari mu dan ibumu. Tapi, kalau ternyata ibu ku tidak melakukan itu. Minta maaflah pada ibuku. Kembalilah menjadi anaknya karna dia benar-benar menyayangi mu. "

Damien melepaskan tangan Lionel dari jaketnya lalu kali ini Damien yang meninggalkan Lionel.

"Kamar kaka di sebelah kiri. Aku sudah merapikannya. Fabian memberitahu ku kalau kau berhasil menemukan keberadaan ku" ucap Damien tanpa menoleh sedikitpun pada Lionel.

Kutoroka (Level 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang