Sibling

186 51 9
                                    

Wajah Laras mendadak berseri-seri melihat siapa pria yang turun dari dalam mobil itu.

"Pak Lionel kok bisa di sini?" Tanya Laras.

"Kamu kenal dengan kaka ku?" Tanya Damien

"Kaka?" Tanya Laras balik. Ia menoleh pada Damien yang ada di belakangnya.

"Emm.. Dia kaka ku. Kamu kenapa bisa kenal?"

"Pak Lionel ini atasan ku dulu..." Ucap  Laras.

"Hah?" Damien tak percaya dengan apa yang di katakan oleh Laras. Jangan bilang Lionel adalah pria baik itu. .

Apa Lionel sudah tau siapa Laras? Hingga Lionel bersikap baik pada Laras?
Atau ? Tidak mungkin kan?

Di antara perdebatan itu, Salam ibu Laras menatap Lionel nyaris tak berkedip. Raut wajahnya pun berubah, tatapan mata yang sendu dan seolah penuh rindu.

"Jadi pak Lionel kesini mau ketemu mas Damien?"

Lionel menganggukan kepalanya.

"Ini rumah aku pak.. dan kebetulan mas Damien menyewa rumah di tempat ayah ku.."

Lionel mengangguk lagi. Laras mengembangkan senyumnya.

"Oh ya.. kenalin ini ibunya Laras. Bu, ini atasan Laras waktu Laras sempat magang. Pak Lionel suh..."

Lionel mengalihkan pandangannya menuju Salma. Menatap sesaat sebelum akhirnya mengangguk sopan.

"Saya Lionel suh,"

Salma mengepalkan kedua tangannya seolah sedang menahan diri. Menahan diri untuk tak menyentug pria di hadapannya. Menahan diri untuk tak meneteskan air matanya. Nama belakang pria itu, seolah membenarkan tentang perasaanya. Perasaan saat pertama kali melihat pria muda itu turun dari mobil. Perasaan seorang ibu yang langsung dapat mengenali anaknya meski tak sekalipun semenjak ia melahirkan ia melihat anak itu.

"Bu.." panggil Laras.

"Oh.. ya. Saya ibunya Laras.. Ayo masuk-masuk kita ngobrol di dalam." Ucap Salma yang cepat-cepat mengatasi dirinya sendiri. Ia masuk lebih dulu.

Damien dan Aimee sudah akan masuk. Namun Lionel masih hanya diam di tempatnya.

"Pak.. ayo.." ajak Laras.

"Oh.. iya.. " jawab Lionel dan ia mengulas senyumnya tipis.

Aimee dan Damien yang mendadak menoleh melihat bagaimana Lionel tersenyum pada Laras. Sudah lama sekali dari Damien melihat Lionel tersenyum, ia pikir Lionel tak bisa lagi tersenyum. Namun entah mengapa Damien justru merasa tak nyaman melihat itu.

"Astaga.. apa dia barus saja tersenyum?" Aimee terkejut melihat itu dan langsung mengatakannya pada Damien. Namun saat ia melihat Damien, perasannya kembali tak enak. Aimee tak tau mengapa, mengapa ia merasa tak nyaman saat melihat cara Damien menatap Pada Laras dan Lionel. Seolah ada tatapan cemburu di sana.

Lantas mengapa kalau Damien cemburu? Sejak kapan itu menjadi urusan Aimee.

Mereka semua sudah masuk ke dalam rumah. Duduk dengan urutan Laras, Lionel dan Damien di sofa panjang, Aimee di sofa Tunggal.

"Laras..." Ucap Laras dan mengulurkan tangannya pada Aimee.

"Aimee, panggil saja Ai.."

"Oh.. halo mba Ai.. jadi Mba Ai temannya mas Damien?" Tanya Laras.

Aimee menggeleng. "Saya Assisten pribadinya.."

"Kak Lionel.. Asisten pribadinya ka Lionel. " Lanjut Damien.

Kutoroka (Level 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang