Extra part 🏃

376 42 12
                                    

Dengan menggunakan sarimbit yang di pesan secara khusus pada designer langganan Dre, Dre juga istrinya keluar dari dalam kamar.

"Itta.. hurry up nak.." panggil Rhea

"Wait a minute"

"Are you oke?" Tanya Dre pada istrinya saat wanita itu tiba-tiba membuat gerakan akan muntah.

Rhea mengangguk. "aku ke kamar mandi dulu.. minta Itta untuk cepetan" ucap Rhea.

Bukannya melakukan apa yang di minta Rhea. Dre justru ikut kembali masuk ke kamar, menyusul Rhea.

Rhea nampak mencoba muntah di wastafel. Tapi tak ada yang bisa ia muntahkan. Ia hanya mual. Dre membantu dengan memijit kecil pundak atau leher istrinya.

"Mau ke dokter dulu ngga?"

"Thats oke dre.. "

"Tapi kamu muntah terus" ucap Dre.

Rhea membasuh mulutnya lalu menyekanya dengan tisu "Ini memang hal biasa untuk ibu hamil"

Dre menghela napasnya. "Maaf ya.."

"Maaf?"

"Iya, karna aku kamu jadi sakit-sakit kaya gini"

Rhea tersenyum lembut lalu mengusap pipi Dre. Memang suaminya itu adalah yang paling manis di dunia ini. Menurut Rhea paling tidak.

"Kita tidak usah datang ya"

"Kamu mau mengecewakan Damien karna kamu tidak datang di pernikahan sahabatnya hmm?"

Dre masih menatap istrinya itu dengan khawatir.

"I'm oke. Really oke.." Rhea mencova meyakinkan lagi. Dengan menangkup pipi Dre.

"Mom.. dad... "

Suara Laquitta menginterupsi keintiman di antara Rhea dan Dre.

"Ayo kita pergi.. kita sudah hampir telat"

Dre mengangguk. Ia mengecup ringan bibir Rhea.

"Love you"

"Love you too.." balas Rhea yang mengecup balik bibir Dre.

Jarang sekali Rhea melakukan hal manis seperti itu. Tapi sejujurnya semakin kesini Rhea sudah jauh lebih manis. Ya, tidak sekaku dulu..

"Tadi aku di panggil-panggil. Mama sama papa masih di kamar" protes Laquitta.

Dre tak tahan untuk tak mengangkat putrinya yang sudah semakin besar itu.

"Papah..turunin ih. Pah.. I was ten years old! I'm not a kiddo anymore. Put me down"

Rhea hanya menggelengkan kepalanya lalu berjalan lebih dulu. Mengurusi pertengkaran antara suaminya dan putrinya itu tak akan ada habisnya.

Tapi jangan salah, meski sering berdebat. Sometimes mereka bisa menjadi sangat manis.

🌳

🌳

🌳

Priya memijit kecil kepalanya. Pasalnya sejak tadi sang istri tak berhenti bercermin.

"Kita mau pergi ngga sih El?" Tanya Priya

"Ya, mau.. tapi lihat deh aku gendut banget kan?"

Saat hamil berat badan Eleora naik hampir 15 kg, lalu setelah hampir dua tahun melahirkan Eleora belum juga bisa mencapai berat badan sebelumnya. Dan itu membuat Eleora uring-uringan setiap akan menghadiri acara. Padahal menurut Priya tak ada yang berubah dari El. Wanita itu masih sama cantiknya. Bahkan lebih cantik sejak wanita itu berhasil membawa dua buah hatinya ke dunia.

Kutoroka (Level 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang