Elena POV
Hari ini adalah akhir pekan. Itu artinya Academy diliburkan. Aku baru saja terbangun dan kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 09.00 pagi.
Oh tidak! aku melewatkan jam sarapan. Jam sarapan di Academy dimulai dari pukul 07.00 hingga pukul 09.00 pagi.
Hiks, bagaimana nasib para cacing-cacing diperutku nanti.
Aku memutuskan untuk mandi dan pergi keluar. Sepertinya aku akan makan diluar hari ini.
Setelah selesai mandi dan bersiap-siap. Aku pun keluar dari kamarku. Alice tidak terlihat di ruang utama. Hm, mungkin dia sedang berada diluar.
Saat hendak membuka pintu, aku dikejutkan dengan ketukan pintu yang lebih dulu terdengar.
Tok, tok, tok.
Aku membuka pintu dan ternyata yang mengetuk pintu adalah Noran.
"Pagi Ellie!" sapa Noran dengan senyum lebar di wajahnya.
"Pagi Noran, ada apq kau kemari?" balasku seraya menutup pintu kemudian menguncinya.
"Aku hanya menebak, kau pasti bangun kesiangan dan melewatkan jam sarapan, bukan?" tebak Noran dengan tepat.
"Bingo! Tebakanmu benar. Aku bangun kesiangan dan melewatkan jam sarapan. Jadi sekarang kau harus mengantarku makan diluar Academy, ya?" aku menunjukkan wajah memelasku pada Noran. Biasanya dia akan luluh dan berakhir dengan menuruti keinginanku.
"Hm, ternyata kebiasaanmu dari dulu masih belum berubah ya. Kau selalu saja bangun kesiangan, ckck ..." Noran menggelengkan kepalanya mengejekku.
"Hahh... ini semua karena aku tidak bisa tidur semalam memikirkan--"
Ups!
Aku membekap mulutku sendiri.
Hampir saja aku keceplosan mengatakan bahwa aku memikirkan si menyebalkan Alterion. Bisa gawat kalau Noran salah paham dan bertanya macam-macam. Aku malas sekali untuk menjelaskan.
"Memikirkan apa?" tanya Noran ketika melihatku terdiam.
"Hm, itu ... memikirkan ... sihir apa lagi yang akan kupelajari nanti, ha..haha..." Aku tertawa canggung setelah mengatakan hal tersebut. Semoga saja Noran percaya.
"Bukankah kau sudah menguasai lebih dari lima jenis sihir? Kenapa kau masih ingin--humpp hmff mff," aku membekap mulut Noran sebelum dia bicara lebih jauh.
"Tidak usah bawel, kau mau mengantarku atau tidak? Jika tidak, sebaiknya pergi saja, jangan mengikutiku."
Noran menatapku datar. "Ellie, aku sudah bersamamu sejak kita masih kecil. Aku tahu kau mengajakku karena ingin kutraktir kan? Jangan kau pikir aku tidak tahu rencana licikmu itu, huh!"
Hehehe, ternyata ketahuan.
"Oh ayolah, kita sudah setahun tidak bertemu dan sudah setahun pula kau tidak mentraktirku. Jadi sekaranglah saatnya," aku menggandeng tangan Noran dan menariknya agar berjalan lebih cepat.
"Dasar, kau sangat pandai membuat alasan. Baiklah, kebetulan aku tahu sebuah kedai makan yang lezat di Ibukota. Ayo, kita teleportasi saja."
Noran menggenggam tanganku dan kami berteleportasi ke sebuah kedai makan.
"Noran, ayo cepat masuk!" Aku menarik tangan Noran dan mengajaknya untuk segera masuk ke kedai tersebut.
Begitu tiba di dalam, mataku langsung berbinar melihat beragam menu makanan yang tersedia.
Terlihat beberapa pengunjung lain yang sedang menikmati berbagai macam hidangan yang menggugah selera.
Aku memesan beberapa hidangan, minuman, dan sebuah kue sebagai makanan penutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen of Light and Darkness [END]
FantasyKutukan dan Pembalasan Dendam membawa Elena ke sebuah takdir yang harus dia hadapi. Berbagai rintangan dan rasa sakit akan dia lalui, untuk merebut kembali hal yang seharusnya menjadi miliknya. ~~ Elena, seorang gadis misterius yang memiliki kekuata...