"Aku sangat merindukanmu, Elena."
Aku merinding seketika mendengar ucapan Noran yang sama persis dengan Alterion siang tadi.
"Noran, bisa kau lepaskan aku terlebih dahulu. Kau memelukku terlalu erat," ujarku pada Noran.
Noran akhirnya melonggarkan pelukannya dan melepaskanku.
"Sejak kapan kau pergi? Kenapa tidak memberitahuku lebih dulu? Kudengar dari Master Nick kau sempat pingsan sebelum pergi ke desa, apa itu benar?" tanya Noran panik.
"I-iya itu benar, maafkan aku. Aku memang salah karena tidak memberitahumu lebih dulu, aku butuh ketenangan saat itu. Maafkan aku, ya?" Aku menampilkan wajah memelas andalanku yang selalu berhasil membuat Noran luluh.
Noran menghela napas kasar. "Huft, kau memang gadis yang ceroboh, Ellie. Jangan diulangi lagi. Aku sangat khawatir padamu, terlebih saat mendengar kau pingsan. Sebenarnya apa yang terjadi padamu?" tanya Noran sambil menatapku lekat.
"Energi manaku sedikit bergejolak saat itu, tapi kau tidak perlu khawatir, aku sudah berhasil menanganinya." Aku tersenyum untuk meyakinkan Noran.
Noran ikut tersenyum dan menepuk ringan kepalaku. "Syukurlah kalau begitu."
Aku melihat ke sekeliling kamar tempatku berada. Kamar yang cukup sederhana dan tertata rapi.
"Noran, sebenarnya saat ini kita berada di mana?" tanyaku penasaran.
"Oh, ini kamarku," ungkap Noran.
"Wah, kamarmu cukup rapi ya, padahal dulu selalu berantakan setiap saat, hahaha!"
Norwn menatapku datar. "Yang membuat kamarku selalu berantakan itu kan kau, Ellie?"
"Hahaha, habisnya kamarmu dulu sangat luas, jadi aku suka bermain disana." Aku tertawa saat mengingat masa kecilku dengan Noran dulu.
Hampir setiap hari aku akan bermain di kamar Noran dan membuatnya berantakan, kemudian aku akan kabur tanpa membereskannya terlebih dahulu, hoho.
Aku menghentikan tawaku saat teringat akan sesuatu.
Aku sudah berjanji akan menjenguk Alterion seusai jam pelajaran, jadi aku harus kesana sekarang.
"Noran, aku harus pergi sekarang. Aku cukup lelah, tidak apa-apa kan?"
Noran mengangguk pelan. "Tidak apa-apa, istirahatlah Ellie."
Aku tersenyum dan melambaikan tanganku pada Noran. "Aku pergi dulu, sampai jumpa nanti."
"Sampai jumpa, Ellie."
Setelah kepergian Elena, Noran menghela napas kasar. "Hahh .... aku harus lebih menahan diri lagi. Aku tidak ingin Ellie merasa tidak nyaman," ungkapnya seraya menyentuh jantungnya yang tengah berdebar kencang.
•••••
Hanya membutuhkan waktu sekejap, aku sudah tiba di kamarku.
Aku memutuskan untuk mandi dan mengganti seragamku terlebih dahulu sebelum menemui Al.
Setelah semua selesai, aku pun segera berteleportasi ke kamar Alterion.
Wusshh!
"Oh, Elena?" Richard menyapaku dari arah belakang.
"Hai Richard, aku ingin menjenguk Al."
"Iya, langsung masuk saja. Rion sudah menunggumu sejak tadi. Baru saja aku menemuinya, kurasa demamnya sudah turun," ungkap Richard.
"Benarkah? Kalau begitu baguslah, aku masuk ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen of Light and Darkness [END]
FantasyKutukan dan Pembalasan Dendam membawa Elena ke sebuah takdir yang harus dia hadapi. Berbagai rintangan dan rasa sakit akan dia lalui, untuk merebut kembali hal yang seharusnya menjadi miliknya. ~~ Elena, seorang gadis misterius yang memiliki kekuata...