Paman Norman melambaikan tangannya padaku, sebelum akhirnya melaju meninggalkan pekarangan Academy.
Saat hendak berjalan memasuki gerbang, tiba-tiba aku melihat seekor kucing gembul berbulu abu-abu yang sangat menggemaskan. Kucing itu memiliki bola mata hijau yang terlihat berkilau. Kucing itu terus berjalan menuju arah belakang Academy. Tepatnya menuju semak-semak yang tumbuh di sekitaran Academy.
Entah karena dorongan apa, aku mengikuti kucing tersebut.
Tak jauh berjalan, kucing itu akhirnya berhenti dibawah sebuah pohon rindang dan tertidur disana.
Kucing ini terlihat sangat menggemaskan. Dia memiliki bulu yang lebat dan tampak mewah. Aku mengelusnya pelan dan kurasakan dia mendengkur ditanganku.
Hm, kira-kira siapa ya pemiliknya?
"Willa!! Dimana kau?" Tak jauh dari tempatku, aku mendengar suara teriakan seseorang.
"Willaaa!!"
Teriakan itu semakin kuat terdengar. Kulihat kucing ini terbangun dan mengeong. "Miaw... miaww..."
Setelah kucing ini mengeong, terdengar langkah kaki yang berlari mendekat kearahku.
"Willaa, disini kau rupanya. Aku sudah mencarimu kemana-mana, dasar kucing nakal!"
Seorang gadis dengan surai perak berkilau muncul dan segera membawa kucing ini ke pelukannya.
"Kau pemiliknya?" tanyaku pada gadis tersebut.
Gadis itu mengangguk. "Benar, tadi aku sempat berbicara sebentar dengan pengawalku dan saat aku menoleh, Willa sudah tak ada disampingku."
Hm, pengawal? Apa dia seorang bangsawan?
"Apa kau murid baru?" tanyaku.
"Iya, apa kau juga murid baru?"
Aku mengangguk.
"Wah kebetulan sekali! Namaku Alice Harivein, panggil saja Alice. Namamu siapa?"
Hah? Tunggu! Harivein?!
Astaga, ternyata dia bukan bangsawan melainkan Keluarga Kerajaan!
Nama 'Harivein' adalah nama keluarga kerajaan selatan. Berati dia seorang putri kerajaan.
"Kau--ah maksudku anda putri Kerajaan Selatan?"
"Benar."
"Ah, salam Yang Mulia Putri. Semoga Dewa Arios selalu memberkati."
Aku membungkukkan sedikit badanku padanya. Namun gadis ini dengan cepat menarikku.
"Hei, tidak perlu seperti itu! Santai saja dan tidak perlu berbicara formal. Di Academy kita semua adalah seorang murid dengan status yang setara," ujar Alice seraya terkekeh.
"Bagaimana denganmu? Siapa namamu?" lanjutnya.
Aku tersenyum kecil. "Namaku Elena Kaiser."
"Salam kenal Elena. Oh iya, kau sudah bertemu dengan Willa ya?"
"Willa?"
"Iya kucing gembul ini namanya Willa. Dia sangat menggemaskan bukan?"
Aku tersenyum dan mengelus kepala Willa, dia pun membalas dengan menjilati tanganku. "Haha, geli."
"Wah sepertinya Willa menyukaimu," ungkap Alice membuat senyumanku semakin lebar.
Ah gawat, karena terlalu lama berbicara dan bermain dengan Willa aku jadi lupa untuk mendaftar di Academy.
"Alice kurasa aku harus pergi sekarang. Aku belum mendaftar."
"Ah, benar juga. Aku juga belum mendaftar. Ayo cepat, sebelum pidato penyambutan dimulai."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen of Light and Darkness [END]
FantasiKutukan dan Pembalasan Dendam membawa Elena ke sebuah takdir yang harus dia hadapi. Berbagai rintangan dan rasa sakit akan dia lalui, untuk merebut kembali hal yang seharusnya menjadi miliknya. ~~ Elena, seorang gadis misterius yang memiliki kekuata...