6. Menghindar

14K 1.3K 13
                                    

Sudah tiga hari berlalu semenjak kejadian memalukan yang menimpaku di taman belakang Academy.

Sudah tiga hari pula aku tidak pergi ke taman belakang dan hanya menghabiskan waktuku di perpustakaan setelah makan siang. Bahkan tak jarang aku makan siang di tempat lain untuk menghindari lelaki itu. Itupun aku berusaha sebisa mungkin agar tidak berpapasan dengannya.

Mengingat kejadian itu membuatku malu setengah mati.

Saat ini aku tengah berjalan dengan was-was menuju perpustakaan Academy setelah menyelesaikan makan siang dengan cepat.

Sesampainya disana, aku mengambil beberapa buku yang menjelaskan tentang sihir kuno. Setelah itu aku duduk di sudut perpustakaan yang jarang terlihat dan tak banyak didatangi para murid.

Ah, akhirnya aku bisa tenang.

•••••

15 menit kemudian...

Saat tengah fokus membaca buku. Aku merasakan ada bayangan seseorang di depanku. Aku mendongak dan hampir berteriak saking terkejutnya melihat keberadaan Alterion yang saat ini tengah bersedekap dada memandangiku.

"Kau?! Sejak kapan?" Aku berdiri dan menatap Alterion dengan raut terkejut.

"Apa kau sengaja menghindariku?" tanya Alterion ketus.

"Hah? A-aku tidak mengerti apa yang kau maks--"

"Jadi benar? Kau menghindariku?" Alterion memajukan langkahnya hingga membuatku terpojok, saat ini hampir tidak ada jarak diantara kami.

Wah gila! Aku bisa gila!

Wangi parfum Alterion menyapa indra penciumanku dalam jarak sedekat ini.

Aku menggelengkan kepalaku dan berusaha agar tidak gugup. "Tidak, untuk apa aku menghindarimu?"

Aku mencoba mendorong tubuh Alterion agar tak terlalu dekat denganku, namun dia menangkap tanganku dan dengan cepat beralih menggenggamnya. "Kalau begitu temani aku makan siang sekarang." Alterion menarikku untuk ikut bersamanya.

"T-tunggu Alterio--"

"Al, panggil saja aku Al. Kalau masih memanggilku Alterion, akan kusebarkan," bisik Al penuh penekanan.

"Tunggu Al! Apa harus sekarang? Aku sedang membaca buku, lagipula aku juga sudah makan siang."

"Tapi aku belum makan siang. Apa kau tega melihatku kelaparan?"

Iya, aku tega.

"Tapi Al--"

"Sudah ayo cepat, kau cerewet sekali." Al menarikku dan merebut buku yang kupinjam tadi.

"Apa katamu? Cerewet? Aku ini tidak cerewe--"

Brugh!!

Saat sedang jalan bersama Al, tiba-tiba aku tak sengaja menabrak seseorang hingga membuat buku yang dia bawa jatuh berserakan.

"Ah, maafkan aku." Dengan cepat aku membantunya memunguti buku-buku yang berserakan.

Saat seluruh buku sudah terkumpul, aku hendak mengucapkan permintaan maaf lagi, namun perkataanku terpotong oleh suara seseorang.

"Kak, kakak tidak apa-apa?" Seorang murid perempuan dari arah belakang lelaki tersebut berlari menghampiri kami.

"Tidak apa-apa," jawab si lelaki yang kutabrak.

Si murid perempuan beralih menatapku sinis. "Hei! Lain kali perhatikan langkahmu, kau tidak tau siapa kami?" tanya gadis itu terdengar sombong.

Aku menggelengkan kepalaku. "Memangnya siapa kau?"

The Queen of Light and Darkness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang