Waktu bergulir dengan cepat. Kini 6 bulan telah berlalu semenjak aku menempuh pendidikan sebagai murid Level-A senior.
Ujian kelulusan telah selesai diadakan kemarin. Di kelasku, ada 20 murid yang dinyatakan lulus sebagai penyihir Level-A. Kemudian, 12 murid dinyatakan lulus sebagai penyihir Level-B. Terakhir, 8 murid dinyatakan lulus sebagai penyihir Level-S.
Aku termasuk dalam murid yang lulus sebagai penyihir Level-S. Ujian kelulusan kami diadakan secara tertutup, setiap murid akan berada di dalam satu ruangan bersama Master Greas dan harus bertarung dengan beliau.
Master Greas akan menilai secara langsung kemampuan dan kelayakan kami untuk lulus. Saat tiba giliranku kemarin, Master Greas mengatakan bahwa aku sudah dipastikan lulus meskipun tidak bertarung dengannya. Ya, tentu saja karena aku seorang saniers.
Sekedar informasi, para saniers cukup dihormati di Kekaisaran. Karena keluarga Kekaisaran secara turun temurun merupakan seorang saniers dan kurasa Alterion juga merupakan seorang saniers. Hanya saja dia tidak pernah membahas hal itu padaku, aku juga tidak pernah menanyakannya.
Besok malam akan diadakan pesta kelulusan untuk para murid Level-A. Pesta akan dihadiri oleh para murid Level-A, Grand Master, dan para Master lainnya pun turut hadir. Tak ketinggalan, para raja dan ratu dari seluruh kerajaan, serta Kaisar dan Permaisuri pun turut hadir sebagai tamu kehormatan.
Mereka akan memberikan kami sebuah lencana kehormatan sebagai lulusan penyihir petarung Academy of Aravel. Hal ini juga menjadi ajang kesempatan untuk para murid yang lulus agar dapat direkrut sebagai penyihir petarung untuk kerajaan atau bahkan untuk kekaisaran.
Sejak tadi, aku tidak bisa tidur karena ada sebuah hal yang mengganggu pikiranku.
Besok malam, kemungkinan besar aku akan bertemu dengan dia.
Orang gila yang ingin menghancurkan Kekaisaran. Siapa lagi kalau bukan .... Gaizel Fezalion.
Raja kerajaan utara saat ini, sekaligus pamanku yang tidak waras.
•••••
Keesokan harinya...
Pagi pun datang, aku bangun lebih siang karena tadi malam aku tidak bisa tidur hingga menjelang pagi.
Saat ini jam dinding menunjukkan pukul 09.00 pagi. Aku beranjak dari tempat tidur dan menuju toilet, aku berendam selama 20 menit untuk merilekskan pikiranku.
Setelah selesai mandi, aku segera bersiap-siap untuk pergi berbelanja. Aku harus pergi untuk membeli gaun dan aksesoris yang akan kukenakan malam ini. Hm, sepertinya aku juga akan sarapan di luar saja.
Segala persiapan telah beres, kini aku tengah membuat sebuah portal sihir yang akan langsung menuju Ibukota.
Wusshh!
Aku memasuki portal sihir. Sekitar 5 menit waktu yang dibutuhkan, aku pun sampai di Ibukota Araeth.
Hari ini Ibukota terasa lebih ramai, beberapa murid perempuan yang berasal dari Academy juga terlihat disini. Sepertinya tujuan kita sama, yaitu membeli gaun.
Aku berteleportasi ke toko kueku terlebih dahulu untuk mengisi perut. Aku tidak akan bisa berbelanja dengan perut kosong.
Ting!
Bunyi lonceng berdenting, Lily yang sedang menyajikan beberapa kue pun berbalik dan terkejut melihatku.
Lily tersenyum kemudian menghampiriku. "Nona Ellie? Anda datang berkunjung rupanya. Silahkan duduk nona," ujar Lily.
Aku membalas senyuman Lily seraya berjalan kearah meja. "Sudah lama tidak bertemu Lily. Bagaimana kabarmu?" tanyaku.
"Seperti yang terlihat, sangat baik nona. Ah, apa anda ingin sarapan? Akan saya persiapkan terlebih dahulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen of Light and Darkness [END]
FantasyKutukan dan Pembalasan Dendam membawa Elena ke sebuah takdir yang harus dia hadapi. Berbagai rintangan dan rasa sakit akan dia lalui, untuk merebut kembali hal yang seharusnya menjadi miliknya. ~~ Elena, seorang gadis misterius yang memiliki kekuata...