I've tried playin' it cool
But when I'm lookin' at you
I can't ever be brave'
Cause you make my heart race_One Thing
-----
"Aku sudah berusaha."
Kim Nabi melempar banyaknya kertas sembarang saat berhadapan dengan pria bertubuh semampai dihadapannya. Memelotot seram dengan mata bulat lucu, menampilkan kecantikan dewi yang tak pernah ditolak orang sang pria. Nabi mengerjap jahat, "Adikmu memang tidak mau diambil paksa begitu!"
Pribadi yang tengah santai dalam duduknya mendongak pada wajah putih pualam gadis yang memukul dinding secara acak. Gemas sekali.
"Aku tidak ambil paksa. Bukankah aku hanya meminta identitas?" sahut sang pria menyugar surainya.
"Tapi gadis itu memilih menikah daripada bertemu dengan kakaknya. Salahmu tidak dari awal saja mengambilnya, mengakui dan hidup bahagia. Sekarang Min Young punya trauma akan--"
"Menikah katamu?" sela sang pria cepat. Menautkan kedua alis bersamaan mendapatkan anggukan pelan dari Nabi yang menghentikan aksi pukul-pukulannya.
Gadis itu menyibak rambut dengan uluran lidah mengejek, "Kakaknya kalah." Memandangi lelaki yang angkuh pun menybalkan seperti yang ada di kursi kuasanya memang tidak boleh hanya tersenyum. Bisanya hanya menyuruh dan meminta keadilan dari hari sial mereka yang sudah lalu.
Bermula dari ketidaksengajaan Nabi yang mengejar kisah soal angkasa langsung dari mantan astronot demi keindahan buku yang akan ditulisnya. Mendalami kisah pria astronot yang yang dicoba tinggal pada lapisan Mars, namun harus juga meninggalkan keluarga dan bumi sementara.
Sialnya, percobaan mengejar pria yang tepat baginya justru menjerumuskan Nabi pada ulah sang pria yang mengikatnya. Harus menuruti perintah. Suka seenaknya. Mendominasi. Angkuh. Menyebalkan. Puas saja kalau Nabi diminta mengumpat persoalan diri pria Oh itu. Rasanya ingin dipukuli seperti dinding. Keras, jadi butuh ledakan agar hancur sekalian.
Pria Oh tersebut menaikkan satu alisnya, "Impas."
"Apanya yang impas?" Sejujurnya Nabi tidak betah berdua saja dalam satu ruangan bersama si besar yang agung Oh. Mau bagaimana lagi?
"Kau--" Telunjuk pria Oh mengarah pada Nabi, berganti menunjuk pada diri sendiri, "dan aku." Setelahnya berdeham pelan tanpa canggung, "Atau bisa melaksanakan pernikahan sebelum mereka." Tidak ada senyuman berarti dari pria itu. Seperti tidak ada yang janggal jika mengajukan pertanyaan aneh.
Nabi saja ingin menggertak bebas. Namun lagi-lagi yang keluar dari celah bibir tipisnya hanya angin lewat, "Aneh."
"Bagaimana bisa menikah tanpa restu dariku?" Pria Oh itu mengusap dagu sembari tersenyum tipis sekali. Bukan pertanyaan untuk Nabi, melainkan pengajuan untuk dirinya. Tentu saja adik yang sudah dicari selama beberapa tahun tidak boleh seenaknya saja diambil pria yang entah baik atau tidak.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS || PJM
Romance(C O M P L E T E) [2 OF HEART UNIVERSE] "Young-ah. Bisakah kau kerjakan PR-mu dulu?" "Acara televisinya belum selesai, Paman. Besok aku kerjakan." "Besok? Menyontek temanmu yang sudah selesai?" Ayolah, hidup Hwang Jimin jelas berbeda sekali setelah...