Pt 29

159 30 8
                                    

'Cause I wanna touch you babyAnd I wanna feel you tooI wanna see the sun riseOn your sins just me and you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Cause I wanna touch you baby
And I wanna feel you too
I wanna see the sun rise
On your sins just me and you

_Dusk till Down




-----





"MIN YOUNG-AH!!"

Langkah Jimin dipercepat ketika tidak mendapati istrinya di ruang tamu. Beralih kesal tidak juga menemui Min Young di dapur maupun ruang makan. Perasaannya dibawa ambang yang tidak menentu. Berdegup lebih cepat ketimbang saat sedang meniduri istrinya. Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan.

Jimin butuh Min Young sekarang juga. Napasnya terburu membawa sorot mata menyipit melihat Subin memakan camilan sambil berdiri. 

Jimin mengambil interupsi pasti, "Dimana kakak iparmu?"

"Hah?" Tubuh Subin berputar seolah mencari, "Maksudmu gadis imut itu?" Bola matanya sangat jelas melihat tangan Jimin dikepalkan kuat, bersamaan rahang itu mengetat menahan sesuatu. Tapi Subin terlalu sibuk dengan makanannya. Ia menunjuk dengan dagu, "Di luar sepertinya. Tadi bilang mau mencari udara segar."

Tidak butuh waktu lebih lama karena Jimin tidak sedang ingin berbicara dengan sepupu menyebalkannya itu. 

"Ya! Terima kasih sedikit bisa tidak, sih?! Aish, kakak macam apa dia?" Gerutuan Subin sama sekali tidak mengubah kecepatan gerak Jimin yang dasarnya jarang terburu-buru. 

Menghentikan langkah saat eksistensi gadis berdiri merenungi sesuatu, dilihat dari pejaman mata yang biasanya berbinar cerah, Jimin mengatur ulang napas sembari maju perlahan tanpa berniat mengejutkan sang istri. 

"Tarik napas," gumam Min Young merentangkan tangan dengan penuh penghayatan akan nuansa damai yang meraup kesadaran. "Lalu hembuskan," ucapnya lagi kembali meredakan pasokan udara dalam dada. Ia menukar udara dengan baik. "Lalu tarik napas lagi."

Jimin termenung sejenak mencermati gerak Min Young yang tidak kunjung membuka katupan mata. Dilihat dari jaraknya, Jimin mengira gadis itu mungkin mencari sensasi baru setelah tahu kehamilannya. Mata itu memandang dengan sipit akibat senyum yang menghias terlalu jelas, kentara dari lipatan mata. Jimin berdeham pelan.

"Oh, Oppa." Gadis itu harus jujur kalau terkejut. 

Belum selesai rasa kejutnya menghantam, Min Young tambah berjingkat tipis tatkala tubuh Jimin memeluknya sangat erat. Bisa dirasakan hidung Jimin yang sengaja ditempelkan pada bahunya, sebab kaos yang digunakan memang agak longgar. Min Young membalas pelukan Jimin sembari menarik kesimpulan aneh. Apa pria ini habis mimpi buruk?

HEARTLESS || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang