Pt 10

171 26 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Why there are so many tears falling?
Hey, stay by my side and laugh
A future without you is a world without color
I stare into that monochrome coldness

_Your Eyes Tell




-----





"Kau yakin bisa sendiri?"

Min Young mengangguk sangat mantap. Ini hanya soal masalah belanja saja, dia juga pintar. Jimin saja yang terlalu khawatir mengenai semua hal yang Min Young lakukan. Dia tidak seburuk itu sampai hanya bisa diam menerima perlakuan orang-orang terhadapnya.

Jimin meremat setir lebih ketat, "Lalu aku harus dimana?" Maniknya menjelajah ke parkiran market besar disekitar, lantas kembali memperhatikan betapa Min Young santai saja.

"Disini saja. Kerjakan tugas Paman di mobil sementara aku belanja. Mudah bukan? Aku memang baik hati, loh." Satu tangannya menepuk paha Jimin dengan ringisan kesombongan sambil mencolek hidung mancung bangga. "Aku yang terbaik," akunya mengedip lucu.

"Janji tidak akan lama?"

"Iya-iya. Tapi kasih dulu uang buat aku," ucapnya merentangkan telapak tangan guna mendapatkan sambutan yang dinantikan.  Tidak butuh lama untuknya diberikan kartu yang direlakan.

Dengan sangat tulus, Min Young tersenyum manis begitu candu. Jimin sampai sedikit tersipu, "Telepon aku jika kesulitan." Entah apa yang menyihirnya membelai kepala Min Young. Seakan nilai tambah bagi para mereka yang patuh, ini sangat berkesan. Bersitatap beberapa menit, kemudian sang gadis mengangguk.

***

Matanya tidak kunjung berkedip saat dihadapkan pada jejeran sereal yang rapi. Setelah lama berkeliling mencari, akhirnya juga Min Young mendapatkannya. Tanpa berpikir lama, ia mengambil sekiranya sepuluh kotak serea oreo, berlanjut pencariannya pada botolan susu sebagai pelengkap.

Sebelumnya manik cokelat itu memicing, melihat sudah ada apa saj yang diambil. Baru ada sepuluh kotak sereal. Ya, Min Young yakin kurang susunya saja, lalu bisa segera pulang karena besok harus sekolah. Dan lagi Jimin harus memaksanya tidur jam sepuluh. Bisa dibilang ini penyiksaan.

Asal tidak berlebihan, terlebih tubuhnya memang kelelahan setengah mati, Park Min Young akan menurut apa kata yang lebih tua.

"Sepertinya ini bagus," gumamnya menatap lekat pada botolan susu yang cukup besar. Menimbang sambil melihat atap putih, lantas dengan senyum pun anggukan kecil tangan mungilnya meraih botolan.

HEARTLESS || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang