Wait. Jangan lupa vote dan komen, man-teman. Ini pict cocok ya, Jimin sama kakak ipar.
It's dangerous so it's better
You know deep inside
You can't stop it now
So be honest with me now_Pied Piper
-----
"Tidak mau? Kenapa?"
"Paman tidak boleh memaksa!"
"Iya, tapi kau itu perempuan sekaligus istriku. Kenapa tidak mau?" Jimin mengurai rambutnya ke belakang. Menatap penuh tanda tanya ketika tubuh ramping didepan semakin menggeliat resah. Lebih seperti, jijik. Lantas tangannya memegangi bahu Min Young agar diam.
"Panas. Sakit. Aku takut." Manik bulat Min Young menarik ulur tatapan, "Paman mau aku melakukannya? Tega sekali." Ia melepas pegangan Jimin dan berlalu kembali menyapu ruang tamu. Bersikukuh jika ajakan yang Jimin ajukan itu tidak boleh terjadi.
Jimin tidak tahu saja setakut apa Min Young.
Kemudian Jimin berdengus pelan, "Aku akan mengajarimu bertahap." Mencoba lebih tenang dan tak mau berkesan tergesa-gesa. Meski pikirannya melayang kebingungan pada sosok gadis didekatnya. Jimin kira melakukan hal yang diminta tidak akan seberat itu, kenapa pula Min Young marah-marah?
Min Young mengendikkan bahu pun menggeleng cepat.
"Young-ah. Kau tahu aku ingin sekali memakanmu," tukas Jimin bereaksi diacuhkan lagi. Seketika Jimin sadar salah mengucapkannya, ia kembali berujar, "Maksudku, masakanmu."
"Paman saja bisa memasak. Kenapa harus memaksaku, sih? Aku urus beres-beres rumah saja." Terlanjur kebawa kesal, sapu dalam genggaman dijatuhkan. Min Young tidak suka dipaksa.
Tapi begitu ia mengalihkan perhatian pada Jimin, Min Young mendadak gugup bukan main. Pribadi gagah itu berdiri tidak jauh dengan kaos putih yang sedikit besar. Rambut hitam dikuncir, belum lagi celana pendek. Jujur saja jika Min Young baru sadar penampilan Jimin hari ini jarang didapati.
Jantungnya terpacu lebih cepat kala penglihatannya mendapati Jimin melangkah lebih dekat. Mengambil segala perhatian dalam sekali langkah. Min Young jadi gerogi.
"Sekali saja, Yo." Tangan Jimin terangkat menapaki bahu kanan Min Young dengan pandangan memicing lembut sekali. "Sekali saja ikuti kemauanku." Lantunan suaranya sangat merdu. Halus. Lembut.
Tak lama sebuah usapan dikepala menjadi momen hangat lain.
"Ibu mau masak bersama dirimu juga suatu saat. Kalau kau takut, aku akan menjagamu. Kompornya tidak akan meledak hanya karena ketakutanmu itu," ucap Jimin tertawa sambil mengelus kepala Min Young bersamaan kedipan permintaan persetujuan. "Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS || PJM
Romance(C O M P L E T E) [2 OF HEART UNIVERSE] "Young-ah. Bisakah kau kerjakan PR-mu dulu?" "Acara televisinya belum selesai, Paman. Besok aku kerjakan." "Besok? Menyontek temanmu yang sudah selesai?" Ayolah, hidup Hwang Jimin jelas berbeda sekali setelah...