Pt 32

194 26 9
                                    

Menyapa si debay yang cantik. Apa kabar Unni sekalian?

 Apa kabar Unni sekalian?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


I love you, baby
And if it's quite alright
I need you, baby
To warm the lonely night




-----





Tidak suka, dan tidak mudah.

Seseorang harus menyadarkan Min Young jika dirinya tidak boleh selalu merasa terbebani kalau saja mengurus anak kecil. Parahnya, wanita itu masih berpegang teguh pada pemikiran tersebut. Mungkin saja bisa terhitung berapa lama Min Young betah mengurusi Ji Young dengan sabar dan kasih sayang. Karena setelah itu, Jimin yang dibuat pusing mengurusi dua perempuan manja.

Terlebih kondisinya Min Young mahasiswa baru. Menjejak pengalaman yang belum pernah terbayang soal dunia perkuliahan. Jadilah Ji Young sedikit ditelantarkan.

Bukan, bukan. Penelantaran itu kata yang kuat dan jahat, dalam artian, nyatanya tidak sampai begitu. Park Min Young juga wanita murni yang memiliki segelintir rasa keibuan ditengah sibuk dan terkejutnya setelah masuk lagi ke ranah belajar.

Min Young menghela napas lelah sembari fokus mengetik tugas pertama, mengangkat satu alis lalu beralih melihat Jimin yang menggendong Ji Young dalam balutan handuk biru. Ternyata acara mandinya sudah selesai. Tentu wanita bersurai sebahu itu akan langsung berdiri meninggalkan laptop terbuka. Ia mengambil tumpukan pakaian bayi yang sudah disiapkan, memantulkan pinggul di ranjang dan membuka kaitan handuk Ji Young.

"Enak tidak mandi dengan ayah?" Ia menyuarakan lembut. Hari ini berjalan baik, sangat malah. Buktinya Min Young yang mudah kesal berliput senyum sampai sore. Arti kalau Ji Young tidak mungkin merepotkan Jimin setelah ini.

Pertanyaannya dijawab bukaan mata lebar Ji Young yang mengakat tangan mungil bersihnya, terkepal kecil dan dimasukkan ke dalam mulut. Bersuara aneh, yang jelas itu bahasa bayi dan lagi Min Young tidak akan paham meski dipaksakan.

"Dia tidak rewel. Aku bersyukur," pungkas Jimin menunduk, mengamati gerakan menggemaskan dari pipi gembil Ji Young yang memantul seiring mulutnya bersuara.

Min Young menoleh, "Kata Bibi Song, dia banyak tidur siang tadi." Tampak menjelaskan dengan sabar kendati tangannya bergerak cukup lihat menepuk perut buncit bayinya dengan bantalan bedak. "Kupikir juga harusnya aku meninggalkan air asi lebih banyak, Oppa." Memastikan setiap kancing baju berwarna merah muda boneka itu sudah pada tempatnya.

"Hm." Jimin meraih ponsel untuk dicek, takut kalau ia lupa dengan jadwal besok. Bersandar pada dashboard ranjang, menyatukan atensi kepada benda tipis ditangan. "Harimu baik?" Bertanya tanpa menoleh, itulah yang Jimin lakukan sekarang.

HEARTLESS || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang