Suara Paman emang beda. Tentramnya sampe sini, loh, Jim 😘
I want you to be your light, baby
You should be your light
You will never be in pain
Tell me you would smile again
Now I want you to be your night, baby
You could be your night
Promise to make it right
Be honest with you tonight_Promise
-----
"Oppa kok diam saja, sih?!"
Min Young kesal melihat Jimin yang bersandar di dashboard dengan bukunya. Manik pria itu mengintip wajah kesal istrinya yang ikut naik ke atas ranjang dari balik bulu matanya. "Mau tidur disini malam ini, Yo?"
"Iya, kenapa?!" Gadis itu merebut paksa buku dari tangan Jimin, "Bahkan mau membaca setelah tadi Oppa menyiksaku. Buang saja." Tangannya melempar kotakan sedikit tebal milik Jimin ke meja.
"Jadi," sahut Jimin melepas energi dengan memerosotkan tubuh mencapai kenyamanan. Terlebih lengannya menarik tubuh Min Young sampai didekap manja. "Mau tambah ronde lagi? Kupikir sore itu waktu yang kurang memuaskan."
Seringai tipis Jimin ditampar pelan oleh Min Young yang gemas. "Paman mesum!" Hidungnya berdengus sampai hangatnya mencapai permukaan wajah Jimin.
"Kalau malam bisa habiskan empat jam, Yo. Mendesahkan namaku semalaman." Seringai Jimin memang tidak ada tandingannya kalau masalah ini. Lihat bibir tebal itu mengukirnya, sempurna membuat Min Young bergidik.
"Ih!" Satu lagi pukulan telak diterima dibagian bahu. Sekarang lebih keras, tetapi Jimin diam menerima. Hanya tertawa.
"Ini dinamakan usaha kalau mau diberikan keturunan yang cepat."
Min Young mengerutkan kening. Merasa awas pada penuturan Jimin yang menakutkan semakin waktu.
"Harus sering bergulat kita."
Astaga. Sepertinya Jimin sudah putus asa memberikan santunan pada panti asuhan sampai-sampai memaksa punya anak sendiri. Padahal dulu pernah bilang kalau akan menunggu Min Young siap dan selesai belajar.
Laki-laki dimanapun sama saja ternyata. Jangan terlalu percaya mereka akan bersabar, akhirnya juga minta secara gamblang seperti Hwang Jimin. Mana air muka pria itu terlihat biasa saja. Ingin sekali Min Young menampar kalau saja itu dibolehkan. Alih-alih merasakan sebal berlebih, gadis itu memilih menjulurkan lidah ke arah Jimin. "Mesum," sarkasnya.
"Iya-iya. Aku memang mesum juga gara-gara kau." Jimin memakai istrinya seperti guling empuk yang dipeluk hangat, sembari menerjang selimut untuk selanjutnya dikecup bagian wajahnya. "Sayang sekali dengamu."
"Oppa jadi budak cinta sekarang."
"Ada istilah seperti itu?" Tubuh itu memiring penasaran sampai wajah mereka bertemu sapa dengan jelas.
Min Young mengangguk. Ternyata suaminya lumayan kuno. "Ada. Dan orangnya saja ada. Oppa," telunjuknya mengarah di dada Jimin.
"Kau tahu, Yo. Tidak ada hal yang perlu kusyukuri selain pernah mengantar pulang gadis SMA yang kehujanan dulu." Ada seutas senyum ketulusan saat dirasakan sentuhan Jimin memijat pinggang sang istri. Menariknya lebih dekat hingga bersirobok mesra.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS || PJM
Romance(C O M P L E T E) [2 OF HEART UNIVERSE] "Young-ah. Bisakah kau kerjakan PR-mu dulu?" "Acara televisinya belum selesai, Paman. Besok aku kerjakan." "Besok? Menyontek temanmu yang sudah selesai?" Ayolah, hidup Hwang Jimin jelas berbeda sekali setelah...