Pt 22

176 31 7
                                    

Every time I see you baby I get lostIf I'm dreaming, baby, please don't wake me up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Every time I see you baby I get lost
If I'm dreaming, baby, please don't wake me up

_Fallin' All In You




-----






"Hukumannya tidak berat, Yo. Cuma agak melelahkan dan butuh banyak kesabaran. Kau mau?"

Satu kalimat lengkap yang dituturkan ketika mereka memilih segera pulang sebelum memperpanjang masalah di tempat yang kurang tepat. Oh, jangan mengira hukumannya bagus atau memang diinginkan. Min Young berani bersumpah tidak mau lagi bermain-main dengan rokok. Setelah tahu kekejian Hwang Jimin dalam memberikan hukuman lebih menakutkan daripada Pak Cho.

Andai saja boleh teriak, pasti sudah dilakukan sejak awal tahu maksud Jimin. Menyumpahi pribadi yang diam senang menatapi kesengsaraan Min Young dalam menjalankan hukuman. Kalau mau kabur juga tidak bisa, ada kurungan alami dari dalam hatinya.

"Oppa ...." manjanya meremat udara dengan tangan kiri yang diam memgangi gunting kuku. Meminta penuh tatapan polos yang membulat agar bisa diberikan bantuan, namun Jimin malah mendekatkan kepala untuk melihat pekerjaan Min Young.

"Hati-hati mengguntingnya, Sayang. Dia anak kecil."

Mata tajam Jimin menyipit mengulas sebuah senyum memberikan pemahaman. Sekali saja dia ingin gadisnya mengetahui rasanya mengurus anak-anak. Kebetulan tadi Jimin dimintai tolong oleh seorang tetangga yang kerepotan dengan anaknya.

Katanya ibu itu mau menitipkan pada keluarganya Kim Taekyung, tapi terlanjur disanggupi oleh Jimin. Bukan karena ingin mengerjai Min Young, hanya sebagai balas budi, karena Bibi Song sebagai psikolog banyak membantu. Kejiwaan Jimin yang mudah gentar, ketakutan, lalu tenggelam dalam gelapnya masa lalu. Tak ayal mengonsumsi beberapa obat agar tetap pada kewarasannya.

Jimin masih sadar, tidak yang parah sampai butuh begitu banyak perhatian yang tertumpah ruah. Pengontrolan emosinya dibilang sangat baik dan stabil, selagi ia mampu. Itulah alasan kuat Daybin, ibu Jimin, ingin sekali anaknya segera menikah. Jimin butuh pengalihan dari kelamnya keluarga lama. Terlebih soal sosok kakaknya, Hwang Jaemin.

"Apa Oppa tidak mau memuji setelah perjuangan kerasku?" tanya Min Young mendapati Jimin melamun seperti patung, tidak bergerak. Takut saja kalau lupa bernapas.

Lamunan Jimin terbuyar pecah pada pandangan bulat mata sang istri yang mengelus kepala Song Beom Seok penuh afeksi, menepuk pelan dengan mata menyipit senang, "Kuku kecilmu sudah bersih, Anak Kecil. Pergi pada Paman yang mau mengurusmu sana!" Intonasinya sama sekali tidak menaruh kasih saat menyuruh anak seumur dua tahun.

HEARTLESS || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang