Pt 7

190 29 2
                                    

Take me to your heartFor it's there that I belongAnd will never part

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Take me to your heart
For it's there that
I belong
And will never part.

_Love Me Tender




-----





Kalau boleh jujur, Min Young sudah sedikit rewel sedari Jimin memintanya masuk ke dalam kamar. Oh, jangan pikir Jimin yang memang baik itu mempersilakannya di ruangan lain yang bisa leluasa sendirian. Bodoh memang karena Min Young jelas-jelas sedang menapaki kamar Jimin. Dengan pemandangan ranjang yang rapi. Terkutuklah Hwang Jimin.

Gadis itu mulai terkejut saat Jimin menutup pintunya perlahan, menyisakan suara nyaring yang menggores akal sehat. Min Young menendang meja kerja Jimin agak keras sembari berbalik, "Aku tidak mau tidur disini pokoknya!" Giginya bergemeletuk pun melempar tatapan tajam.

Jimin yang sebenarnya lelah menghadapi kerasnya otak Min Young sudah cukup merelakan waktu untuk menanggapi kesabaran, tapi ia harus tidur sekarang.

"Kau bisa ambil ranjang dan aku di kursinya." Masih dengan helaan napas yang teratur, tidak mau jika nanti kelepasan memarahi gadis muda itu.

Sungguh ya, Jimin sampai tidak mengerti kenapa gadis itu terlalu takut, padahal juga Jimin hanya mau istirahat yang cukup tenang. Lihat betapa sabar ia berdiri menemani Min Young, kalau tidak, sudah dari tadi Jimin melempar tubuh ke kasur dan membiarkan gadis itu tidur dimanapun jika ingin.

Atau jika tidak, boleh tidak tidur semalaman. Jimin masih tidak akan peduli soal hal-hal sepele itu. 

Tolong. Min Young itu sudah bisa dikatakan gadis dewasa.

"No! Aku tidak bisa seruangan dengan orang." Min Young mengerucutkan bibir yang dilihat agak menyebalkan bagi Jimin malam ini. Tidak seperti biasa.

Kemudian pria itu memijat area pelipis, menunduk, penuh pasrah. Jika diperhatikan, Jimin bahkan mengepalkan tangannya diam-diam. Menahan frustasi yang diakibatkan Min Young. Tidak bisakah gadis itu menurut seperti jika berhadapan dengan Daybin, ibunya?

Dua jarinya mengapit pangkal hidung bersama desahan tertahan itu menguar, "Jadi, tidak mau tidur?" 

Pelan sekali suaranya menyaring. Sesungguhnya gejolak marah termasuk tidak sabar itu sudah bergemuruh dalam alam pikiran Jimin, beruntung masih anak orang. Coba lihat nanti kalau benar akan menjadi istrinya, Jimin bisa saja melakukan sesuka hati.

"Paman di luar saja!" 

Min Young bersidekap. Ini sudah sangat melelahkan, berdebat yang Jimin tidak sama sekali mau mengalah dengan idenya. Bukankah itu menyebalkan?

HEARTLESS || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang