Pt 12

153 30 15
                                    

I'd go back in time and change it, but I can'tSo if the chain is on your door, I understand

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I'd go back in time and change it, 
but I can't
So if the chain is on your door, I understand


_Back to December





-----





"Bangunlah."

Sebuah suara nyaring menuju berat-serak mengalun pelan bersamaan usapan lembut menerpa dahi Min Young yang masih enggan membuka kelopak matanya. Gadis itu memilih mengubah posisi tidurnya, memeluk setidaknya selimut yang membalut tubuh ramping itu.

Tidak sampai situ perjuangan Jimin. Ia mencoba juga dengan menarik pelan selimut Min Young, tapi anak itu masih saja tidak bangun. 

"Bangun dan bersiaplah sekolah, Yo. Nanti terlambat." Jimin membuka paksa kelopak mata Min Young, lalu tertawa kecil melihat wajah gadisnya jadi sangat lucu saat kesal dipermainkan.

Tangan Min Young menepis jari nakal Jimin di matanya, "Pergi, Pamaaan!" Bayang-bayang mimpi yang didamba untuk lanjut akhirnya buyar berkeping. Mau tidak mau Min Young mengerjap beberapa kali tanpa mengangkat tubuhnya. 

Iris cokelatnya memejam kaget saat sebuah benda kenyal menyentuh pelan. Tidak lama, hanya sebentar. Tapi efeknya tidak cuma kaget, melainkan juga memacu jantung Min Young semakin cepat padahal belum siap mendapatkan perlakuan apapun. Jimin baru saja mengecup kelopak matanya, lalu tanpa dosanya tersenyum, "Sudah bangun belum? Nanti terlambat."

"Kok Paman ....?" Ia mengerjap lagi. Memastikan ruangan apa yang dipakai, dan ini kamar pribadinya. Bagaimana bisa Jimin masuk. Kenyatannya Min Young selalu mengunci pintu sebelum tidur.

Ah, sekarang ingat.

Semalam Min Young tidak sengaja tidur di sofa ruang tengah. Itu artinya Jimin yang membawa tubuhnya kesini? Benarkah?

"Jangan tertidur seperti semalam. Tubuhmu bisa kesakitan paginya," tukas Jimin membaringkan tubuh disebelah Min Young yang masih hanya membuka mata, belum terduduk apalagi beranjak. "Biasanya telat masuk sekolah, kan?"

Ini penyindiran, tapi setelah dipikir matang, Min Young tidak bisa sama sekali mengelak ucapan Jimin. Pria itu bisa menembak tepat pada sasaran. "Jam berapa memang? Jangan bilang Paman membangunkanku pagi sekali." Bibirnya mengerucut lucu.

HEARTLESS || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang