Pt 28

166 25 18
                                    

Forever is a long time
But I'd keep my words that I say to you
Together we can go far as long as I'm with you

_Still Love You




-----






Ini sudah lewat semalam, namun keadaan Min Young masih sulit beradaptasi pada lingkungan Busan milik nenek Jimin. Pada dasarnya gadis itu merasa kurang nyaman, terlebih saat sadar semalaman Jimin tidak ada di atas ranjang menunggunya tidur. Atau ini yang dimaksud Jimin untuk mengikuti dulu permainannya.

Tidak manja. Jangan manja.

Itu kata yang bisa saja dilakukan, bahkan mudah, kalau keadaannya seperti dulu. Min Young itu gadis yang tidak suka dicampuri urusannya. Tidak suka orang lain memberikan penghakiman atas hidup yang bahkan tidak diketahui utuh.

Kata Yonggi, kakaknya, orang hanya melihat seperempat dari hidup kita, tidak semuanya. Jadi tidak pantas kalau kita langsung memberikan ruangan untuk menanggapi ucapan menyakitkan yang tidak betul seluruhnya.

Pagi ini Min Young bangun lebih awal. Sudah mandi dan merapikan ranjang sebisanya. Bahkan sempat keluar sebentar berjalan-jalan pagi. Catat lebih besar. Itu semua dilakukan sendirian, tanpa Jimin disebelahnya. 

Ia sudah mencoba menghubungi nomor suaminya, tapi tidak diangkat. Panggilan sibuk. Sudah mengirim pesan sampai memakai emotikon marah, pun tidak dibaca. Jujur saja Min Young dilanda khawatir dan cemas. Kebetulan juga ini bukan di rumah mereka. 

Min Young mulai tersiksa saat pulang dari jalan-jalan yang tidak tahu arah itu, nenek sudah menyuruhnya memasak. Berkomentar jika istri mempunyai kewajiban untuk sarapan. Sialnya, tidak sama sekali dibantu. Ia harus bersusah payah mengandalkan menu yang sudah dipelajari sejak menjadi istri.

Belum lagi nenek menyuruhnya menyiapkan meja makan agar siap dipakai kapan saja. Setelahnya, Min Young diminta terang-terangan menyapu halaman dan membuang sampah. 

Semuanya diamati dengan saksama oleh nenek. Membuatnya gugup dan merasakan sensasi takut kalau saja ada yang salah dilakukan. Kaosnya basah akibat keringat, pun dahi putihnya menyimpan peluh. Min Young mengusapnya  dengan lengan kaos, lalu sekarang mengangkat pot bunga melati ke arah telunjuk nenek.

"Disini, Nek?" Wajahnya menyimpan keraguan sangat dalam. Ada titik air menetes menjadi saksi bisu bahwa Min Young memang sangat kelelahan.

Telunjuk nenek bergerak menginterupsi, "Sedikit ke kanan. Letakkan tepat disebelah tanaman kaktus itu." Ketegasan tanpa kasih itu menyita keberanian Min Young yang mengangguk. "Bagus," ucap nenek menyilangkan tangan di dada. "Bersihkan tubuhmu sebelum suamimu pulang!"

Suamimu pulang. Ia tidak berani bertanya kemana Jimin dari kemarin.

Keadaan Min Young cukup buruk. Noda cokelat seolah menghiasi tubuhnya yang berkeringat. Bisa dipastikan ini akan menjadi hal paling memuaskan karena ia senang bisa melakukan banyak hal di pagi hari. Hei, ia sudah menyimpan jiwa seorang istri. Kendati butuh waktu dan pengalaman lagi, Min Young berubah.

 Kendati butuh waktu dan pengalaman lagi, Min Young berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HEARTLESS || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang