Pt 18

131 27 21
                                    

Like a rose when bloomingLike cherry blossoms when being scattered in the windLike morning glory when fadingLike that beautiful momentI always want to be the best

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Like a rose when blooming
Like cherry blossoms when being scattered in the wind
Like morning glory when fading
Like that beautiful momentI always want to be the best

_Magic Shop




-----





"Ini diletakkan di sini saja." Alera menyempurnakan kamar Min Young dengan senyum terulas mengetahui gadis kecil itu cukup patuh padanya. Jimin saja yang terlalu berlebihan soal mengurus gadis labil yang punya masa lalu buruk. "Mana lagi yang belum dibereskan?"

Min Young nampak terbengong sambil berpikir soal ruangan lain yang belum tersentuh. Kemudian berteriak senang mendapatkan jawabannya. "Ruangan Paman Jim belum tersentuh, Unni."

"Benarkah?" Alisnya menukik sambil terangguk setuju. "Kalau begitu kau saja yang bereskan. kali ini tanpa aku."

"Kenapa?"

"Hei, Min Young-ssi. Itu sama saja ruangan pribadi yang hanya boleh dimasuki olehmu selain Jimin. Mengerti?" Binar mata Alera sungguh tulus mengepakkan tumpukan buku di atas meja belajar Min Young.

Gadis itu mengerti betul arah pembicaraan Alera. Dari beberapa saat bersama gadis itu, Min Young belajar banyak hal. Tak terkecuali soal memasak. Setidaknya Alera yang memegang alih kompor dan dia bisa melakukan hal bermanfaat lain. Min Young sangat bersyukur jika keberadaan gadis itu bisa memunculkan kesadaran akan seorang istri.

Meski juga Min Young tidak tahu alasan pasti dirinya sangat patuh pada Alera. Seperti ia percaya jika Alera baik dan menuntun dengan benar, dan sama-sama perempuan. Sehingga Min Young tidak merasa akan nakal dan manja seperti jika bersanding dengan Hwang Jimin.

Hari ini menuju akhir pekan, dan waktunya Jimin akan pulang. Itulah mengapa Alera dan Min Young memutuskan untuk bekerja bakti bersama. 

Putaran waktu pun pikiran yang ada tidak membuat geraknya berhenti merapikan segala yang ada di kamar Jimin. Aroma pekat sang lelaki masih bisa tercium, betapa maskulin dan lembut. Min Young sadar akan kebodohannya.

Kim Nabi adalah seorang reposter jurnal koran dulunya. Di masa ketika Bo Sung masih hidup dan mengalami stres berat. 

Nabi juga yang mengatakan padanya jika dulu pernah mendapat kasus kematian Bo Sung yang diserang beberapa kawan di kampus. Tepat ketika dalam situasi mencekam seperti itu, Nabi mendapati Jimin yang pertama kali datang menolong Bo Sung sampai tubuhnya sempat terpukul keras.

HEARTLESS || PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang