(C O M P L E T E)
[2 OF HEART UNIVERSE]
"Young-ah. Bisakah kau kerjakan PR-mu dulu?"
"Acara televisinya belum selesai, Paman. Besok aku kerjakan."
"Besok? Menyontek temanmu yang sudah selesai?"
Ayolah, hidup Hwang Jimin jelas berbeda sekali setelah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'll take every single piece of the blame if you want me to But you know that there is no innocent one in this game for two I'll go, I'll go and then you go, you go out and spill the truth Can we both say the words and forget this?
_Sorry
-----
Aku akan pulang secepatnya. Sudah di jalan. Bisa buatkan kopi panas?
Min Young membaca dengan seutas senyum senang terpatri pada wajah yang diserang pusing gegara urusan cucian yang baru saja selesai dibantu Chu Ara yang tidak sengaja datang bersama Jungkoo tadi. Beruntung permasalahan seminggu lalu cepat selesai. Antara Min Young dan Jimin sepakat untuk tidak membahasnya dekat-dekat ini.
Melempar ponsel ke ranjang yang langsung berlari memenuhi permintaan sang suami. Menyeduh sentuhan kopi panas yang harum, buatan sendiri. Sudah dipelajari dari Nabi yang pernah berkunjung.
Tangannya cekatan menjepit rambut pendek yang mengganggu, menyiapkan gelas kaca di atas meja yang juga sudah terdapat makanan ringan. Selepas ujian tadi Min Young sempat membelinya. Dan pula ia menyiapkan es krim besar untuk bersama. Meskipun sebenarnya, ia tidak tahu akan diterima atau tidak.
Kaki jenjang Min Young terayun di kursi dapur sembari diam menatap seluruh hal yang bisa digapai indra mata. Termasuk bingkai foto kelulusan Jimin dan beberapa jejeran foto lain. Seperti saat Min Young bermain. Setahuanya, Jimin bukan tipikal lelaki yang akan mempunyai banyak foto. Apalagi mengambil gambarnya.
Itu hal mustahil yang mungkin tidak akan pernah terjadi. Kecuali dia meminta.
Seketika ia tersenyum lebar mendengar suara ketukan pintu yang menderu pelan. Tidak banyak, hanya tiga kali jika tidak salah dengar. Ia menarik pintu pun matanya membelalak saat tahu Oh Yonggi-lah manusia yang mengetuk pintu.
Min Young mencebik dalam diam yang lalu mengangkat alis penuh curiga, "Untuk apa Oppa datang?" Tatapan penuh pertanyaan pun mengambil perkiraan cukup banyak atas kehadiran sosok yang tidak pernah dilihatnya, barangkali, Yonggi sedang mabuk sampai datang.
"Ya ampun. Apa ini yang katakan melihat Kakakmu berdiri?" tanya Yonggi saat mendapati adiknya mematung malah melempar sangkaan.
Min Young yang merasa masih aneh menarik sudut bibirnya tersenyum. "Maafkan adikmu ini, Oppa. Lagipula tidak pernah datang, kalau mendadak begini jadi buat aku curiga," kata Min Young menggeleng, membuka pintu lebih lebar, namun ia berbalik kembali mendengar suara lain.