Give me your hand, save me, save me
I need your love before I fall
_Save Me
-----
Rintikan hujan yang menerjang daratan Kota Seoul semakin deras akibat cuaca yang memang diprediksi akan curam seperti saat ini. Air menerpa atapan rumah tanpa ampun, tak terkecuali dengan rerumputan atau lainnya yang dapat dijangkau. Terkadang melarikan hembusan angin agak kencang hingga sulit bagi warga berkeliaran asal.
Namun, sepasang mata teduh milih Hwang Jimin berhenti mendapati sosok gadis yang diam di depan auditorium dengan tubuh seakan menghindar dari air pun telinganya ditutup sambil menggerakkan bibir yang entah berucap apa.
Jimin menarik satu kesimpulan dalam situasi seperti ini, bahwa sudah pasti gadis itu ketakutan hingga memeluk jaket tebalnya dengan harap-harap lain.
Seakan ingin menerobos, tapi nyatanya nyalinya ciut seketika angin besar menerpa surai sepundaknya. Gadis itu diam sambil melindungi diri tanpa tahu jika tasnya lebih kebasahan karena diletakkan di depan tubuh.
Melihat kejadian itu dari jauh, Jimin yang tadinya berniat langsung pulang untuk memberikan makanan hangat sang ibu mengurungkan niat demi sedikit mengulur bantuan pada gadis yang tidak tahu dari jurusan apa –Yang penting bukan sastra tentunya. Ia melangkah semakin dekat sampai manik gadis itu meliriknya dengan tatapan agak ketakutan dan agak melangkah mundur.
Padahal baru saja dirinya mencoba untuk mengundurkan diri dari tanggung jawab mengajar untuk fokus pada bisnis ayahnya, meski tidak seutuhnya diizinkan lepas dari pengajaran. Jimin masih harus ada dalam beberapa kelas.
Jimin mencoba membawa dirinya pada ketenangan yang dapat dibagi agar dengan spontan gadis muda itu menerima langkah dekatnya. Perlahan Jimin berhenti tepat di depan gadis bersurai kemerahan itu agar terpaan kasar angin dan air tak dapat menyentuh kembali sang gadis, lalu merendahkan dirinya agar bisa berbisik –Guna lebih terdengar tanpa mau menggoda.
"Hujan menyiksamu rupanya," ucapnya pelan penuh kasih dengan mengambil jaket dalam genggaman gadis itu tanpa permisi sambil merapatkan posisi jaket yang diharap menghangatkan tubuh sang gadis. Kemudian kembali tersenyum sangat tulus, "Mau kuantar sampai rumah?"
Gadis itu menatap manik penuh peduli dari tatapan Jimin tanpa bergerak, sampai hujannya menderas bersama suara guntur mengambil ketakutan lain darinya.
Hwang Jimin merangkul tubuh gadis itu dengan tangan yang menariknya agar berjalan menuju apa yang Jimin kehendaki, "Sepertinya tidak ada pilihan lain kecuali kau mau mati ketakutan sendirian disini," tukasnya menggenggam lengan gadis itu dengan kencang karena tubuh itu sedikit bergetar disana.
Ya. Jimin dapat merasakan getaran yang gadis itu buat sebagai respon dari sentuhannya, mungkin.
Namun setelah memaksa keduanya pada tepian atap, Jimin segera memekarkan payung yang dibawa sambil mengeratkan pinggang sang gadis dengan pandangan menunduk sebentar, "Maafkan aku lancang menyentuhmu." Dan tanpa menunggu gadis itu berucap, Jimin membawa tubuh keduanya yang ternaungi payung kecil menerobos curah hujan bersama.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTLESS || PJM
Romance(C O M P L E T E) [2 OF HEART UNIVERSE] "Young-ah. Bisakah kau kerjakan PR-mu dulu?" "Acara televisinya belum selesai, Paman. Besok aku kerjakan." "Besok? Menyontek temanmu yang sudah selesai?" Ayolah, hidup Hwang Jimin jelas berbeda sekali setelah...