(C O M P L E T E)
[2 OF HEART UNIVERSE]
"Young-ah. Bisakah kau kerjakan PR-mu dulu?"
"Acara televisinya belum selesai, Paman. Besok aku kerjakan."
"Besok? Menyontek temanmu yang sudah selesai?"
Ayolah, hidup Hwang Jimin jelas berbeda sekali setelah...
Kasih aura Paman Hwang dulu kali ya. Gimana Min Young gak luluh sama nih orang, cakepnya begini😭😭😭
Angkat tangan dong yang biasnya Jimin🙋♀️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
And I should just tell you to leave 'cause I Know exactly where it leads, but I Watch us go 'round and 'round each time
_Style
-----
"Yo."
Panggilan singkat yang selalu menjadi atensi kuat itu menoleh perhatian Min Young yang diam memandangi wajah Jimin dengan gelengan pelan. "Hasilnya?" Tadi setelah Jimin menghabiskan minuman dan sudah sarapan, Min Young membuat jantungnya berdegup kencang.
Pasalnya gadis itu bilang kalau terdapat bercak darah usai dari kamar mandi. Jujur saja kalau Jimin terkejut, tapi ia memahami situasi panik sang istri, jadi harus bersikap dewasa dan menutupi kecemasannya.
Yang penting sekarang sudah dibawa ke rumah sakit. Sayangnya Jimin harus pergi ke toilet dan tidak bisa menemani proses pemeriksaan. Baru saja keluar, hidungnya masih terasa perih. Belum lagi pusing dan nyeri di seluruh tubuh. Mimisan pagi tadi berpengaruh dikondisi sakitnya.
Min Young menepuk dada Jimin yang berusaha mengikis jarak, "Kata dokter baik-baik saja. Harus lebih hati-hati." Tangan Min Young merasakan degupan tidak teratur dari dada sang suami, lalu mendongak mencari ekspresi Jimin. "Oppa masih sakit, kan? Ayo pulang saja."
Jimin mengangguk, "Temani aku sebentar saja di kampus. Ada berkas yang aku bawa."
Mendapati istrinya mengangguk melegakan perasaan Jimin mengingat pagi ini mereka tidak bicara sama sekali setelah kejadian pelukan itu. Artinya Min Young juga tidak terlalu mempermasalahkan, meskipun memang menyakitkan dan mengecewakan. Jimin mengakuinya.
Mereka belajar untuk lebih mengerti satu sama lain.
Lamunan Jimin terbuyar ketika merasakan sentuhan Min Young pada lengannya, "Ayo cepat!" Terdengar seperti rengekan, tetapi Jimin tidak akan membantah kalau ini menggemaskan. Masih sama. Lantas ia menggamit ruas jari sang istri dan dibawa pada pegangan hangat. Berjalan bersama menuju parkiran untuk selanjutnya ke tujuan yang Jimin ajukan.
"Omong-omong, Yo---" Tepat saat setir dibanting pelan ke arah kiri, Jimin melirik pada manik bola sang istri yang mengintip dari cermin depan. Raut wajah siap mendengarkan. "Aku tidak bertanya, tapi sekarang aku ingin tahu."