Jum'at 16:00
Sebagai seorang anggota osis, Elana diwajibkan untuk mengikuti sebuah diklat yang diadakan hari ini.
Hari ini adalah hari Jum'at. Sudah dua hari semenjak kejadian di cafe antara dia dan Seanno. Elana benar-benar semakin berfikir bahwa Seanno adalah cowok mesum. Aneh sekali kenapa banyak gadis yang suka cowok mesum seperti itu. Dan semua orang Elana rasa tertipu dengan image kaku serta sopan yang Seanno berikan pada publik selama ini.
Ia pulang lebih cepat tadi. Dan sekarang sudah kembali lagi ke sekolah untuk bersiap pergi ke tempat diklat dilaksanakan. Elana sudah membawa perlengkapan dan kebutuhan dia disana.
Beberapa temannya yang juga anggota osis sudah siap juga sama seperti dia. Seorang pembina yang berstatus guru memberikan intrupsi untuk semua anggota osis berkumpul guna pemberian arahan.
"Selama sore semuanya, berkumpul nya kita disini untuk menjalankan diklat yang akan diadakan pada Green Camp selama 2 hari 2 malam. Kita akan berangkat menggunakan bus sekolah. Perjalanan yang kita tempuh kira-kira 3-5 jam. Kita akan berhenti ketika magrib sampai isya untuk beribadah dan untuk yang ingin makan dipersilahkan nantinya." Pak Wahyu yang menjabat sebagai pembina osis mulai menjelaskan skema dari acara.
Ketika semua sudah dijelaskan, beberapa anak mulai masuk ke dalam bus termasuk Elana. Gadis itu melihat ke sekeliling dan mendapati teman yang ia kenal duduk sendirian dan melambaikan tangan padanya untuk duduk disana.
"Naya!" Panggil Elana.
"Ana! Sini!" Ajaknya.
Elana lalu duduk tepat disebelah Naya. Mereka berdua kenal karena organisasi osis. Keduanya mulai berbincang kala bus berjalan.
Kurang lebih sejam, mereka sama-sama memutuskan untuk tertidur sebentar sebab kantuk menyerang keduanya.
--
"Ana bangun!" Naya menggoyang lengan Elana guna membangunkan gadis itu.Tadi Pak Wahyu sudah memberikan instruksi bahwa mereka telah sampai rest area untuk ibadah dan beristirahat sebentar.
"Aduh kagak bangun lagi, mana gua kebelet." Naya berucap pada dirinya sendiri.
Seseorang yang melihat itu dari arah belakang menghampiri nya.
"Kamu turun aja, saya yang bangunin dia."
Naya yang melihat itu pun mengangguk dengan cepat dan pergi, tapi tidak lupa mengucapkan terima kasih.
"Makasih Sean."
Ya cowok itu adalah Seanno. Dia juga salah satu anggota osis.
"Bangun," ujar Seanno sambil menepuk pelan pipi Elana.
"Ck!" Decaknya karena Elana tak kunjung membuka mata. Sangat susah sekali dibangunkan.
Seanno kemudian mulai mengguncang bahu Elana. Tapi tetap tidak ada respon dari gadis itu.
Seanno lalu mulai berfikir yang tidak-tidak. Ia takut Elana sudah tidak bernyawa. Didekati nya wajah Elana untuk merasakan deruan nafas gadis itu.
Semakin dekat, Seanno mulai menyadari betapa mulus dan cantiknya wajah Elana. Wajah yang damai ketika tertidur. Namun berbeda sekali jika sudah membuka mata.
"AAAAAAAA!" sedang asik menatap keindahan wajah Elana, yang dilihat pun membuka mata lalu berteriak.
Enggan mendapatkan masalah dan salah paham, Seanno lalu membekap mulut Elana. Membuat gadis itu meronta tidak terima.
"Berisik! Diem dulu baru saya lepasin."
Elana namun tetap bereaksi sebaliknya. Dia terus memberontak dan berusaha melepaskan tangan Seanno dari mulut nya. Namun sial tenaga Seanno lebih kuat dari dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDECIDED [COMPLETE]
Teen FictionSeperi layaknya langit yang memiliki Matahari dan Bulan, namun ketiganya tak akan pernah bisa bersamaan. Ini kisah Elana yang dihadapkan oleh dua hati yang tulus mencintai nya. Dua-duanya memiliki ruang tersendiri, dan dua-duanya terdapat perbedaan...