67 : Takdir dan Akhir

84 9 2
                                    

Pelataran warung ibu sudah diramaikan dengan beberapa orang yang menggunakan pakaian putih abu-abu. Bagi orang yang melihat mungkin akan cukup bergidik ngeri karena masing-masing anak membawa beberapa senjata.

Langit gelap dengan bulan yang terang menyinari seakan menjadi sebuah penghias malam dimana takdir dan akhir mereka akan terjadi.

"Semua kumpul!" Ujar Sakala dengan suara sedikit keras.

Semua orang bergerak mendekat. Mereka semua membentuk sebuah lingkaran dengan barisan paling depan terdapat beberapa orang yang dirasa paling dominan diantara masing-masing aliansi asal.

SMA Bina Bangsa dengan Alendra dan 5 sahabatnya yang dikenal cukup anarkis oleh beberapa orang karena gen kuat Gangster yang mengalir pada darah mereka masing-masing.

SMA Grilia 12 dengan Roger dan 3 sahabatnya yang dikenal cukup gila jika sudah turun ke jalan dan menghabisi lawan-lawannya.

SMA Pancasila Bhineka dengan Mars yang dikenal sebagai joker karena selalu tertawa ketika menghabisi lawan-lawannya. Seakan-akan menyakiti orang adalah hiburan bagi dia.

Sakala , Oji, Seanno dan Alsaki juga turut ada. Mereka semua berharap bahwa malam ini bukan malam terakhir bagi salah satu dari mereka semua yang ada disana.

"Malam ini mungkin kita berada di antara takdir dan akhir. Nantinya seperti apa, kita gak pernah tau. Tapi, gua mau berterima kasih kepada kalian yang mau turut membantu dalam bentrok malam ini." Sakala mengucapkan rasa terima kasih nya.

"Gua Alsaki. Dan gua memohon dengan sangat kepada kalian semua. Kalau kalian tumbang, langsung cabut. Jangan peduliin gue. Karena hidup kalian lebih berharga dari sekedar nolongin gue." Alsaki mulai ucapannya.

Alendra menatap Alsaki cukup lama. Cowok itu kemudian menepuk tangannya beberapa kali, membangkitkan semangat semua yang ada disana.

"Udah-udah sambutan nya habis bentrok. Berdoa dulu kita, Bakri pimpin doa!" Ujar Alendra.

Bakri kemudian maju lalu mengangkat tangannya,
"Mari kita semua berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Mulai," ucap Bakri.

Semua menundukkan kepalanya dan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Mereka semua sudah menyerahkan apa yang terjadi kepada Tuhan. Sisanya urusan takdir yang digariskan untuk hidup mereka.

"Selesai." Bakri kembali berucap. Membuat semua menyelesaikan doa serta harapannya.

"Semangat dulu kita, masa mau berantem lemes." Teriak Dipta.

Semua lalu berteriak serempak. Meneriaki nama Alsaki. Mereka semua tau bahwa cowok itu benar-benar sudah pasrah dengan hidupnya nanti. Bagaimana akhirnya, Alsaki sudah sangat ikhlas menerima.

Selepas saling menyemangati, mereka semua lalu bersiap dengan kendaraan masing-masing untuk menuju tempat yang dijanjikan dengan anak-anak SMA Airlangga Hatta.

Alendra menghampiri Alsaki terlebih dahulu. Menepuk bahu cowok itu,
"Kalau lo masih mau hidup, ikuti rencana Oji. Kita semua ada disini untuk bantu lo. Jadi, jangan pernah berjuang sendirian."

Alendra lalu beralih menuju tiga sahabatnya yang sedang memakai beberapa atribut seperti sarung tangan dan slayer yang akan menutupi mulutnya.

"Gua titip Alsyara dan Elana sama kalian. Maka dari itu, pastikan kalian dengan selamat. Ketika nantinya gua ada di posisi bahaya, jangan coba-coba nolongin. Intinya kalian harus kembali dengan selamat." Ucapan Alsaki membuat Kamal, Awan dan Dipta memandang nya dengan serius.

"Lo juga akan kembali dengan selamat. Bareng kita," balas Kamal yakin.

"Kita tumbuh bareng, kalau bisa mati juga bareng. Kita akan kembali bareng, gak ada yang ningalin siapa pun." Dipta berucap juga.

UNDECIDED [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang