Dengan berat hati, Elana kembali ke sekolah setelah dua hari tidak masuk dengan keterangan sakit. Selain karena suasana hatinya yang memang sedang tidak baik-baik saja, kondisi fisik Elana juga sama. Mungkin karena terkena hujan. Ia memang selemah itu.
Hari ini dia diantar oleh Bunda nya. Semenjak kepergian Seanno dan keputusan nya kepada Alsaki yang meminta cowok itu tak lagi menjemput nya membuat dia harus berangkat bersama sang Bunda. Untungnya Elana memiliki Bunda yang mengerti dan sabar.
Kaki Elana melangkah menuju kelas. Semua mata melihat dia dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada beberapa bisikan yang bisa ia dengar.
'gila ,ya dia bisa sejahat itu sama Seanno.'
'sok cantik banget, Seanno di sia-sia in.'Elana tau konsekuensi dari menjadi seorang kekasih Seanno tentu akan mendapatkan perhatian lebih. Apalagi kala mereka sedang dalam tahap hubungan yang tidak baik-baik saja. Entah darimana berita pertengkaran dia bersama Seanno bisa tersebar, yang terpenting Elana saat ini ingin dengan cepat sampai di kelas. Setidaknya, hanya ditempat itu dia bisa tenang bersama dua sahabatnya.
Tinggal beberapa langkah lagi kakinya masuk ke dalam kelas, ia mendengar suara keributan yang dihasilkan oleh Prisa juga Ola.
"Ini ada apa sih? Kalian kenapa teriak-teriak?" Tanya Elana pada Prisa juga Ola yang sudah berdiri didepan kelas dengan muka yang memerah karena marah.
"Oh ini yang udah sok kecantikan sia-sia in Seanno?" Ujar Triana, teman sekelas mereka yang memang salah satu dari orang yang mengagumi Elana.
"Eh bacot lo ya!" Balas Prisa dengan tak terima.
Elana menahan lengan sahabat nya itu. Ia bisa saja membalas perkataan Triana, tapi hanya saja badan dan kepalanya masih sakit.
"Lagian, heran deh apa sih yang diliat dari lo? Cakep? Gak ada cakep-cakep nya juga. Ini pasti juga Seanno di pelet," sambung Yulia. Teman mereka dikelas yang terkenal selalu kompor setiap ada masalah.
Komplotan orang yang sering menebar berita palsu serta gosip.
"Lambe lu bener-bener ya Yulia, pengen gua tusuk pake jarum." Ola menjawab dengan kesal. Beruntung gadis itu masih bisa lebih tenang dibandingkan Prisa.
"Assalamualaikum, eh buset ada keributan apa nih?" Tanya Bianca dengan wajah bingung nya.
Tadi gadis itu diminta menyampaikan sebuah pengumuman kepada kelas Elana. Tapi tiba-tiba mendengar sebuah keributan dan ketegangan didalam kelas yang satu itu.
Elana kenal Bianca. Dia satu kelas dengan Seanno serta Alsaki.
"Ini pasti lo dan lo ya biang masalahnya," ujar Bianca sambil menunjuk Triana serta Yulia.
"Lu berdua tuh gak ada takutnya ,ya dapet dosa sebar fitnah. Lagi juga, masalah siapa tuh bukan urusan kalian." Bianca menasihati.
Bianca ini memang terkenal sebagai seseorang yang berani. Dia tidak kenal takut oleh siapapun. Prinsipnya hanya satu, Takut pada Tuhan. Jadi, dia sering kali menegakan kebenaran. Mau siapapun yang salah, tua atau muda akan dia lawan.
"Gak usah ikut campur lo!" Balas Triana.
"Lu yang gak usah ikut campur urusan orang," balas Bianca santai.
"Udah duduk lu semua!" Perintah Bianca.
Semua pun duduk ketempat masing-masing. Termasuk Elana dan sahabatnya. Ia sempat berucap makasih kepada Bianca dengan gerakan bibir yang diangguki gadis itu.
"Gua mau kasih tau, setelah ini kalian semua kumpul dan baris di lapangan. Ada perpisahan dengan beberapa guru yang akan pensiun minggu depan. Yang ketahuan masih dikelas, gua seret paksa. Berdarah juga bodo amat. Terus buat anggota osis di sini, bantu tertib in lapangan nanti." Bianca berucap kemudian keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDECIDED [COMPLETE]
Roman pour AdolescentsSeperi layaknya langit yang memiliki Matahari dan Bulan, namun ketiganya tak akan pernah bisa bersamaan. Ini kisah Elana yang dihadapkan oleh dua hati yang tulus mencintai nya. Dua-duanya memiliki ruang tersendiri, dan dua-duanya terdapat perbedaan...