68 : Laki-laki Berwajah Tampan (END)

217 10 1
                                    

Suara ambulan terdengar nyaring ditelinga. Semua orang dijalan memberikan jalan agar sang ambulan sampai ditujuan lebih cepat.

Beberapa motor mengikuti dibelakang, menarik perhatian khalayak ramai yang merasa penasaran sosok didalam ambulan yang memiliki hubungan baik dengan orang-orang bermotor dibelakang mobil tersebut.

Sampai ditujuan, pintu ambulan terbuka, seorang perawat dan dokter berlarian tunggang langgang membawa pasien didalamnya untuk segera ditangani.

Halaman ruang bertuliskan UGD dipenuhi beberapa orang yang mengantar. Beberapa dari mereka yang terluka juga mendapatkan penanganan ringan.

"Alsaki! Dimana Alsaki?!" Ujar seseorang yang datang dengan tangis penuh histeris.

Seorang laki-laki membawanya ke dalam pelukan. Menenangkan gadis tersebut.

"Na, kita berdoa. Alsaki di dalam sedang ditangani."

"Sean! Alsaki , Sean!" Gadis bernama Elana terus berucap hal tersebut kepada laki-laki yang berstatus kekasihnya.

"Iya, Na. Alsaki didalam. Kita berdoa." Seanno menenangkan sang kekasih.

Elana tadi datang bersama dengan Ave, Prisa, Ola, Kiera serta Alendra dan Kamal selepas diberitahukan oleh beberapa teman mereka bahwa keadaan Alsaki buruk.

Bahkan rasanya goresan pisau di kaki Seanno tak lagi terasa karena yang terpenting saat ini adalah kekasihnya tenang dan sahabat dari sang kekasih baik-baik saja.

Tak berapa lama pintu ruang UGD terbuka, seorang dokter datang. Serempak semua bangkit dan mendekat.

"Mohon maaf, teman kalian tidak bisa kami selamatkan. Tusukan pada dada nya sangat dalam dan mengenai jantungnya. Terdapat kebocoran disana sehingga teman kalian tidak bisa terselamatkan."

Seperti tersambar petir. Seanno dengan semakin erat memeluk Elana yang menangis histeris. Semua orang yang mendengar pun langsung turut sedih.

"Alsaki!" Ujar Elana.

Gadis itu meronta-ronta dari dalam pelukan Seanno sampai akhirnya terlepas dan lari menghampiri Alsaki yang tubuhnya sedang ditutupi sebuah kain putih dari ujung kaki hingga kepala.

"Suster jangan tutup sahabat saya!" Ujar Elana histeris.

Dua orang suster tersebut pun membiarkan bagian kepala Alsaki terbuka. Elana menatap wajah Alsaki yang pucat dengan mata terpejam dan bibir tersenyum.

"Alsaki bangun! Lo janji sama gue mau punya rumah deketan! Alsaki! Kalau gue bilang bangun, bangun!" Ujar Elana dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Alsaki Garuda Arjuna! Gua janji gak akan ajakin lu nonton film horor lagi, gue janji gak akan makan pedes banyak-banyak. Ayo kita ke panti bareng, rayain ulang tahun bareng disana lagi." Elana kemudian memeluk tubuh Alsaki yang terbaring dengan tangis yang terus saja memenuhi nya.

Semua yang hadir dan masuk ke dalam menangis. Ditambah melihat Elana yang terus memanggil nama Alsaki dan terdengar begitu pilu.

Sakala mengepalkan tangannya, ia benar-benar membenci dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga Alsaki. Oji yang berada dikursi roda karena tusukan juga menatap tubuh kaku Alsaki dengan hati yang terluka. Alsaki sudah ia anggap adiknya sendiri. Walau pertemuan mereka singkat, tapi ia senang kenal dengan cowok itu.

Kamal, Awan dan Dipta berjalan mendekati tubuh Alsaki.
"Lo janji akan balik bareng dalam keadaan baik-baik aja, bangun anjing!" Ujar Dipta berusaha menahan tangisnya. Namun tak bisa disembunyikan bawa matanya memerah.

"Bangun, Ki! Kita punya tujuan kuliah bareng nanti." Awan ikut berucap.

"Kita akan jaga Elana, Raina dan Alsyara. Kita akan sering main ke rumah lo dan Elana. Kita janji, Ki." Kamal berucap dengan air mata.

UNDECIDED [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang