Pulang sekolah, Elana langsung pergi menuju halte depan sekolah bersama dengan Ola dan Prisa karena mereka bertiga ingin pergi menuju sebuah toko buku bersama.
"Mana driver nya? lama banget sih," keluh Ola kala ketiga gadis itu sudah menunggu cukup lama pada driver ojek mobil yang mereka pesan melalui aplikasi.
"Sabar dong ndoro, macet tau di persimpangan biasanya," jawab Prisa.
"Iya La, sabar sebentar lagi." Elana juga membantu menenangkan Ola yang terus saja mengeluh panas dan lama.
Sampai akhirnya ada sebuah mobil mewah berhenti didepan mereka. Ketiga nya saling berpandangan lalu bergantian melihat handphone Prisa yang digunakan untuk memesan jasa ojek mobil tersebut.
"Lah ini Pris? mewah banget," ujar Ola tidak percaya.
"Bukan kayaknya, yakali dah Tesla buat nge ojek." Prisa berucap dengan tidak percaya. Pasalnya mobil tersebut sama dengan salah satu koleksi mobil dirumah dia dan memiliki harga yang fantastis.
"Ya iya juga sih," sahut Elana sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ini drivernya juga masih di persimpangan." Prisa menunjukkan layar handphone miliknya yang menampilkan posisi sang driver ojek mobil yang mereka pesan.
Saat ketiga gadis itu sedang bingung, keluar dua orang dengan pakaian formal lengkap dengan wibawa yang ditunjukkan.
"Elana Isvara Mesha?" Ujar seorang wanita yang umurnya hampir sama dengan ibu dari ketiga gadis tersebut.
"Saya," balas Elana dengan bingung.
Wanita itu tersenyum. Saat ingin berbicara, ada pria yang seumuran Ayah nya tiba-tiba langsung maju satu langkah dan menatapnya tajam.
"Kamu yang bernama Elana?" Tanyanya meyakinkan.
"Iya saya, ada apa ya?" Tanya Elana dengan bingung dan sopan.
"Saya tidak ingin terlalu banyak bicara dengan kamu, pada intinya gara-gara anak saya kenal dengan kamu, dia berubah menjadi seseorang yang pembangkang. Dia juga tidak sopan, selain itu saat ini dia menghilang dan itu pasti ada hubungannya dengan kamu. Kamu memang pengaruh yang buruk."
Orang yang menghampiri Elana adalah Sam dan Diajeng. Kedua orang tua Seanno.
"Tunggu, maksudnya Om? Saya tidak paham arah pembicaraan ini, memangnya anak Om siapa?" Tanya Elana dengan hati-hati.
"Seanno. Kami orang tua dari Seanno, kamu Elana kan kekasih anak saya?" Tanya Diajeng dengan senyum.
Entah mengapa Elana bingung menyaksikan kedua orang yang sudah berumur dihadapannya. Yang satu penuh emosi, dan yang satu sangat baik hati dan lembut.
"Jangan pernah kamu sebut dia adalah kekasih anak kita, tidak sudi saya jika Seanno bersama kamu. Kasta kita itu berbeda. Kamu tidak pantas dengan dia," ujar Sam dengan kalimat yang menusuk.
Prisa yang sudah tak sabar menahan diri ingin membalasnya, namun tangan Elana menahan sahabatnya itu untuk tetap diam dan biarkan dia menghadapi sendirian.
"Saya memang bukan orang yang memiliki status sosial setara dengan Seanno. Saya hanya gadis bernama Elana Isvara Mesha yang lahir dari seorang Bunda yang sangat tulus menyayangi saya juga orang yang tidak pernah menyerah untuk kebahagiaan anak-anak nya. Tapi, semua perasaan saya pada Seanno tulus. Bahkan Seanno bahagia dengan saya." Elana berucap.
"Bahagia? Tau apa kamu tentang bahagianya anak saya? Kamu itu anak kemarin sore yang baru kenal dengan putra saya. Sok-sok an membicarakan perihal kebahagiaan anak saya." Sam berkata remeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDECIDED [COMPLETE]
Teen FictionSeperi layaknya langit yang memiliki Matahari dan Bulan, namun ketiganya tak akan pernah bisa bersamaan. Ini kisah Elana yang dihadapkan oleh dua hati yang tulus mencintai nya. Dua-duanya memiliki ruang tersendiri, dan dua-duanya terdapat perbedaan...