Seperti ucapan Elana, gadis itu benar-benar tidak mengikuti pelajaran bersama dua sahabatnya juga dengan Alsaki dan teman-teman nya.
Ini memang kali pertama Elana melakukan hal tersebut, tapi menurut dia sangat menyenangkan sesekali melanggar peraturan.
Seperti saat ini, gadis itu kembali menuju kelas untuk mengambil barang-barang dia yang masih tertinggal bersama dengan Ola dan Prisa.
"Seru juga ,ya mabal." Ola berucap yang disetujui oleh Prisa dan Elana.
"Seru, tapi sekali aja jangan keseringan." Elana mengingatkan.
"Ah gak seru nih," balas Prisa yang diakhiri tawa oleh mereka.
"Gua langsung balik sama Alsaki. Kalian gimana?" Tanya Elana sambil membenarkan posisi tas yang sudah berada di punggungnya.
"Gua udah dijemput sih , Na." Prisa menjawab yang diangguki oleh Elana.
"Ojek gua belum sampe. Kena macet di persimpangan. Pris temenin dulu, ya?" Mohon Ola pada Prisa dan diangguki oleh gadis tersebut.
"Yaudah gue kamar mandi dulu. Tungguin," ucap Elana.
"Hah? Tumben. Biasanya Alsaki akan jemput lu kesini." Ola berucap.
"Gak tau, anaknya gak bisa di hubungi. Jadi mungkin gue akan tunggu dia didepan gerbang bareng kalian." Elana menjawab.
"Yaudah kita tunggu depan gerbang." Prisa mengingatkan dan diangguki oleh Elana.
Elana lalu berjalan keluar kelas meninggalkan dua sahabat nya yang masih sibuk merapihkan barang mereka.
Sementara dirinya berjalan menuju toilet untuk menuntaskan apa yang ingin ia tuntaskan.
--
"Masih belum bisa dihubungi?" Tanya Prisa kepada Elana yang masih sibuk mengetikan sesuatu di ponsel nya dan beberapa kali menekan tombol telfon pada nomor yang sama."Belum Pris. Lu balik duluan aja gak apa-apa. Kasihan juga jemputan lu," balas Elana lagi.
Ini udah hampir satu jam dan Alsaki masih tidak bisa dihubungi. Sedangkan Elana sedari tadi menunggu cowok itu di halte depan sekolah bersama dengan Prisa dan Ola. Bahkan Ola sudah pulang karena ojek online yang ia pesan sudah datang terlebih dahulu.
"Gak apa-apa. Gua gak bisa lah ninggalin lu sendirian," jawab Prisa dengan tegasnya.
Prisa memang selalu menjaga sahabat-sahabat nya. Terutama kepada Ola dan Elana. Cewek itu selalu ingin memastikan keduanya baik-baik saja.
"Gak apa-apa Pris. Sebentar lagi juga dia dateng. Kalau pun dia gak dateng, nanti gua pulang deh. Gua tunggu sampai 30 menit lagi." Elana berusaha meyakinkan Prisa agar pulang meninggalka dirinya duluan. Sebab, jemputan Prisa sudah datang sedari tadi. Dan Elana tidak enak jika Prisa harus menunggu lebih lama lagi.
"Bener ,ya? Lu langsung pulang setelah 30 menit dia gak kesini?" Prisa memastikan dan diangguki Elana dengan mantap.
"Yaudah gua balik. Kalau ada apa-apa langsung hubungi gua atau Ola." Elana mengangguk lagi mendengar kalimat yang Prisa keluarkan.
Setelah Prisa pergi, Elana kemudian kembali berusaha menghubungi Alsaki. Mulai dari memberikan pesan dengan jumlah banyak sampai menelfon cowok itu.
Kemudian Elana tersadar dengan nama Alsaki pada ponsel nya yang dibuat sendiri oleh sang empu. Gadis itu tertawa geli mengingatnya. Dan yang buat gadis itu tambah bingung, ia sama sekali tidak berniat untuk mengubahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDECIDED [COMPLETE]
Teen FictionSeperi layaknya langit yang memiliki Matahari dan Bulan, namun ketiganya tak akan pernah bisa bersamaan. Ini kisah Elana yang dihadapkan oleh dua hati yang tulus mencintai nya. Dua-duanya memiliki ruang tersendiri, dan dua-duanya terdapat perbedaan...