Hari ini mungkin adalah salah satu hari yang membahagiakan bagi Elana sebab pada hari ini, ia tidak lagi berangkat menuju sekolah seorang diri. Bahkan orang yang beberapa hari membuatnya menjadi gadis yang menyedihkan kini sudah kembali.
Ya, hari ini Elana dan Seanno datang menuju sekolah bersama. Ia benar-benar merindukan moment ini selama kepergian Seanno. Dan sekarang ketika cowok itu kembali dan rutinitas berangkat dan pulang bersama Seanno akan terjadi lagi, Elana sangat senang.
Terbukti dari senyum bahagia yang selalu menghiasi wajah gadis itu selama perjalanan hingga keduanya sampai.
"Sudah sampai," ujar Seanno sambil melepaskan seat belt miliknya.
Tidak juga mendapatkannya jawaban dari sang kekasih yang duduk dikursi penumpang sebelahnya, Seanno pun beralih menatap gadis tersebut yang sedang tersenyum sambil memandangnya dengan lekat.
"Ada apa?"
"Seneng," balas Elana diakhiri sebuah senyum yang membuat dua bola mata gadis itu menyipit bak bulan sabit.
Seanno tertawa kemudian mengacak rambut Elana dengan Gemas,
"Saya juga senang.""Janji jangan tinggalin aku lagi ,ya?" Pinta Elana dengan tatapan yang memohon.
Seanno membalas dengan tatapan yang teduh dan menenangkan, cowok itu menggenggam kedua tangan Elana dengan erat.
"Saya tidak bisa janji, tapi saya akan berusaha. Tidak bisa janji, bukan berarti saya tidak serius dengan kamu. Tapi, manusia tidak pernah tau sampai kapan waktu kematiannya dan kamu perlu tau, saya akan meninggalkan kamu hanya karena satu alasan, ketika waktu kematian saya tiba. Selebihnya, saya tidak ada alasan lagi akan meninggalkan kamu."
"Omongannya jelek! Masa bahas kematian? Gak boleh sembarangan kalo ngomong," ujar Elana.
"Itu fakta, Na." Seanno tertawa gemas melihat tingkah Elana.
"Yaudah, ayo turun."
Keduanya kemudian turun dari mobil dan bergegas berjalan bersama menuju kelas.
Semua mata memandang keduanya dengan terkejut. Yang lebih menarik perhatian adalah sosok Seanno yang sempat menghilang pun kembali, ditambah soal rumor bahwa kepergian cowok itu akibat Elana. Tapi, saat ini semua orang melihat pemandangan Elana bersama dengan Seanno. Dan keduanya baik-baik saja.
Saat keduanya ingin memasuki area koridor, ada seseorang yang datang dengan motornya dan melewati mereka. Bahkan Seanno sampai menahan tubuh Elana agar tidak ter-tabrak orang tersebut.
Orang itu melepaskan helm nya lalu berjalan mendekati mereka.
"Selamat pagi Na," sapa orang tersebut tepat disebelah Elana.
"Pagi , Ki. Tumben gak telat?" Tanya Elana dengan keheranan. Ya, orang itu adalah Alsaki.
"Oh iya dong, kan mau jadi murid teladan."
"Alah dusta! Keseringan ngomong gitu tapi kagak ada hasilnya," balas Elana.
"Kamu tuh kalau mengendarai motor perlahan, tadi kamu hampir menabrak Elana," ujar Seanno tiba-tiba.
"Gua juga liat ada Elana kali, tadi tuh emang kebetulan aja waktunya hampir buat gua nabrak dia." Alsaki menjawab dengan santainya.
"Terserah kamu saja," jawab Seanno.
"Udah - udah, damai dong kalian." Elana berucap sambil menatap keduanya.
Sebetulnya Seanno sekarang sudah tidak ada lagi perasaan cemburu ketika melihat Elana dan Alsaki. Dia lebih belajar untuk paham dan memposisikan diri bahwa Alsaki adalah sahabat kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDECIDED [COMPLETE]
Teen FictionSeperi layaknya langit yang memiliki Matahari dan Bulan, namun ketiganya tak akan pernah bisa bersamaan. Ini kisah Elana yang dihadapkan oleh dua hati yang tulus mencintai nya. Dua-duanya memiliki ruang tersendiri, dan dua-duanya terdapat perbedaan...