Alsaki mengendarai motor nya menuju sekolah. Semenjak keputusan bersama yang ia lakukan agar tidak mengantar dan menjemput Elana, membuat cowok itu sedikit merasa kesepian.
Ia benar-benar merindukan Elana. Gadis itu benar-benar sudah memasuki hidup Alsaki dalam-dalam.
Saat di persimpangan dia melihat seseorang turun dari sebuah mobil dan berjalan. Yang membuat dia bingung adalah, mengapa orang itu turun diposisi yang lumayan jauh dari sekolah? Padahal ia bisa saja turun tepat di depan gerbang.
Alsaki melambatkan laju motornya,
"Bocah! Ngapain lu jalan dari sini?" Ujarnya.Gadis yang disebut 'bocah' itu menoleh dan terkejut melihat kehadiran Alsaki. Orang itu adalah Kiera.
"Ng-ngapain disini?" Tanyanya gugup.
"Lah emang ini jalan kakek lu? Udah ayo naik! Lumayan jauh ke sekolah," ujar Alsaki sambil memberhentikan motornya.
Kiera terdiam beberapa saat, ia memandang Alsaki yang berada di atas motor.
"Ngapain malah diem? Naik bocah!" Ujarnya lagi sampai akhirnya Kiera memutuskan untuk menurut.
Tanpa Alsaki sadari ada hati seseorang yang berpacu begitu cepat dengan tindakan yang ia lakukan.
Tanpa mereka sadari, keduanya sudah sampai diarea sekolah. Alsaki berjalan memasuki motornya menuju parkiran. Semua mata memandang kedua nya dengan bingung. Penasaran mengenai hubungan antara Alsaki bersama Kiera.
"Udah sampe buseh, masih aja nangkring." Alsaki berhasil menyadarkan Kiera yang sedari tadi sibuk dengan pikirannya.
Gadis itu turun lalu berjalan pergi lebih dulu meninggalkan Alsaki yang menatapnya bingung.
Sebelum Kiera benar-benar menjauh, Alsaki berlari untuk menahannya.
"Lu kenapa diem aja?" Tanyanya penasaran.
"Enggak," balas Kiera berbohong.
"Kalau ada yang ganggu, bilang gue ya Bocah."
Alsaki kemudian mengacak rambut Kiera sebentar lalu pergi menuju ke arah luar sekolah untuk menemui teman-teman nya yang sudah dipastikan tengah berada disana.
Tindakan tiba-tiba Alsaki sekali lagi membuat debaran aneh di jantung Kiera. Ia tidak mengerti apa maksud dari yang Alsaki lakukan, tapi hatinya benar-benar menghangat.
--
Jam pelajaran pertama untuk kelas Elana adalah olahraga , dan kebetulan sekali bersamaan dengan kelas Kiera."Gua perhatiin lu jarang bareng Elana lagi. Marahan?" Tanya Awan pada Alsaki.
Awan, Alsaki, Dipta dan Kamal memutuskan untuk melihat kelas kedua gadis itu yang sedang melangsungkan jam olahraga karena kebetulan guru yang mengajar di kelas mereka tidak dapat hadir.
"Enggak, cuma menghargai posisi Seanno aja." Jawaban Alsaki diangguki paham ketiga temannya.
"Tapi, jangan terlalu jauh juga. Elana lagi kehilangan Seanno. Dia pasti kesepian dan butuh seseorang buat nemenin," timpal Kamal.
"Gua setuju sama Kamal. Lu akhir-akhir ini lebih banyak waktu sama Kiera dibandingkan Elana. Bukan gak suka, tapi gua sedikit curiga sama dia lama-lama" Dipta berucap tiba-tiba dengan serius.
Awan, Kamal dan Alsaki menatap Dipta dengan serentak. Cowok itu memang sering kali bercanda, namun sekalinya serius pasti benar apa yang dikatakan terjadi.
"Dipta kalau udah serius nakutin," balas Awan.
"Gua sempet berfikir yang sama kayak Dipta." Kamal menyetujui ucapan Dipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDECIDED [COMPLETE]
Teen FictionSeperi layaknya langit yang memiliki Matahari dan Bulan, namun ketiganya tak akan pernah bisa bersamaan. Ini kisah Elana yang dihadapkan oleh dua hati yang tulus mencintai nya. Dua-duanya memiliki ruang tersendiri, dan dua-duanya terdapat perbedaan...