31 : Ragamu, tidak Hatimu

61 9 4
                                    

Sesampainya dikediaman Elana, gadis itu langsung masuk tanpa mengatakan sepatah katapun kepada Alsaki. Cowok itu pun melihat nya dengan bingung, biasanya Elana akan berdebat hal tidak penting dahulu dengan dia.

Alsaki menyusul saat setelah memarkirkan kendaraan nya.

"Assalamualaikum," ucapnya dengan sopan. Walau tidak ada ibu dari sahabatnya itu, dia tetap mengucapkan salam tanda sopan santun juga.

"Waalaikumsalam," balas Raina dari arah dapur sambil membawa sebuah piring berisi camilan.

Gadis itu duduk diruang televisi, disusul oleh Alsaki yang duduk diatas karpet. Sedangkan Raina diatas sofa.

"Kakak kamu lagi badmood." Alsaki berucap pada gadis yang masih duduk dibangku SMP itu.

Raina menyeritkan dahi bingung,
"Bang Saki apain?"

"Yeee kagak di apa-apa in."

"Lah kok bisa jadi badmood gitu?" Tanya Raina bingung.

"Gak tau Abang juga," jawab Alsaki cuek sambil mengambil camilan yang Raina bawa.

Cowok itu memang sudah menganggap rumah Elana dan Raina seperti rumah nya sendiri, bahkan ia juga menganggap Raina seperti adiknya sendiri.

Saat sedang asik berbincang, Elana turun dengan pakaian rumahan. Wajah gadis itu juga nampak lebih segar akibat membasuh muka. Ia pun bergabung ditengah-tengah Raina dan Alsaki.

"Ih kenapa sih gak ada film bagus," ujarnya ketika mengganti beberapa chanel televisi dan tidak menemukan tontonan yang menarik.

"Dih gak jelas banget masa gitu doang jatuh," komentar nya kala menyaksikan sebuah serial drama.

"Gak mungkin banget tiba-tiba kaya," timpalnya lagi.

Raina dan Alsaki saling pandang kemudian beralih melihat Elana yang berdecak beberapa kali.

"Makan seblak yuk!" Ajak Alsaki pada Elana.

"Hah? Random banget," balasnya dengan nada jutek sambil terus mengganti saluran televisi.

"Biasanya cewek kalo lagi badmood suka makan seblak biar mood nya balik."

"Gua gak badmood."

"Ya Allah tolong baim," ujar Alsaki sambil mengangkat tangannya membuat Raina tertawa.

Menghadapi Elana yang sedang dalam mood buruk itu bukan hal yang mudah menurut Alsaki. Ini bukan kali pertama, bahkan saat dalam masa datang bulan pun Alsaki pernah menghadapi Elana dalam versi seperti ini dan rasanya benar-benar Alsaki seperti sedang belajar kesabaran.

"Lu mau apa dah gua traktir."

Elana diam sejenak, tawaran Alsaki menggiurkan tapi dia tidak memiliki keinginan dan selera.

"Gak deh, males.."

"Nonton film horor deh ayuk," bujuk Alsaki. Biasanya memang Alsaki paling anti dalam nonton film horor, dia penakut.

Elana lalu mengangguk, ia merasa tawaran Alsaki yang terakhir menarik. Lagipun, kapan lagi menonton film horor bersama dengan Alsaki?

"Aku gak nonton bareng ya, aku ada tugas banyak banget. Biasalah mau ujian." Raina berucap sambil berdiri dan bersiap untuk pergi.

Elana kemudian mengangguk, sementara Alsaki hanya membalas dengan senyum dan mengangkat jempol nya.

"Semangat Raina, kalau ujian gak ngerti nyontek aja." Ucapan Alsaki dihadiahi pukulan oleh Elana tepat di lengan cowok itu, sementara Raina hanya tertawa melihat interaksi yang lebih tua.

UNDECIDED [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang