25 : Jangan Mendekat

66 11 4
                                    

"lo beneran jangan aneh-aneh loh Ki," ujar Elana kala kedua nya pagi ini akan berpisah menuju kelas masing-masing.

Alsaki tertawa, itu entah sudah kali keberapa Elana mengatakan hal sama dan menurut Alsaki sangat membingungkan apa maksudnya berbuat aneh.

"Berbuat aneh apa sih?" Tanya Alsaki memastikan.

"Jangan berantem."

"Mau berantem sama siapa? Lagi gak ada panggilan tawuran juga," balas Alsaki dengan cueknya.

"Sama Seanno. Gua tau lo se kesel itu sama dia."

"Oh."

"Oh doang? Gua serius loh!" Ujar Elana sambil memukul lengan Alsaki.

Yang dipukul hanya memberikan senyum yang dipaksakan.

"Gak janji."

"Tuhkan. Kalau lo beneran berantem, gua marah."

"Kenapa emang kalo berantem? Takut banget dia kenapa-kenapa? Hm?"

"Bukan gitu! Gua gak mau kalian kenapa-kenapa."

"Tumben khawatir sama gua," jawab Alsaki.

"Gua selalu khawatir sama lo ya!" Balas Elana.

"Iya-iya, yaudahlah mending lo cepet ke kelas , keburu masuk."

Elana kemudian mengangguk dan berjalan untuk berpisah bersama dengan Alsaki guna menuju kelasnya sendiri.

Sepeninggal Elana, Alsaki baru melangkahkan kakinya juga untuk pergi menuju kelas.

Sesampainya disana ia melihat seseorang yang sedari semalam sudah membuatnya sangat emosi.

Ia melihat Seanno yang sedang bermain ponsel ditempat duduknya yang berada diujung kelas bagian belakang. Amarah dan emosi Alsaki kembali naik ketika melihat raut wajah Seanno yang biasa saja seperti tidak ada usaha dan rasa bersalah kepada Elana tentang apa yang sudah ia lakukan pada gadis itu.

Alsaki melangkahkan kakinya buru-buru ke arah Seanno dan melewati teman-teman nya begitu saja bahkan mengabaikan panggilan yang diucapkan oleh teman-temannya.

"Ki!" Panggil Dipta

"Alsaki woi mau kemana!" Tambah Kamal.

"Budeg anjing!" Umpat Awan.

Namun Alsaki tetap tak menghiraukan dan terus menatap tajam Seanno yang belum menyadari kehadiran Alsaki.

Tepat saat sudah didepan cowok itu, Alsaki menatapnya semakin tajam. Seanno yang sudah sadar akan kehadiran Alsaki pun mendongkak dan menatap balik.

"Ikut gua atau gua tarik."

Tanpa berkata apapun Seanno bangkit kemudian berjalan mengikuti Alsaki dari belakang. Membuat beberapa orang menatap penasaran.

Alsaki membawa Seanno keluar kelas dan menuju tempat sedikit sepi untuk berbicara secara privasi.

"Gua gak tau lu itu pura-pura atau emang dasarnya gak punya hati sampai gak ngerasa bersalah tentang apa yang lu lakuin ke Elana."

"Saya?" tanya Seanno yang membuat amarah Alsaki kembali naik.

Alsaki dengan cepat menarik kerah baju Seanno dan mendorong tubuh cowok itu sampai terhantam tembok dengan kencang. Ditatapnya Seanno dengan tajam seakan-akan tidak ada rasa maaf dan ampun disana.

"Gua gak pernah main-main kalau sampai ada yang nyakitin Elana. Gua gak peduli lu anak siapa, kalau dia sampai berhasil sakitin Elana gua akan maju paling depan."

"Dari awal gua udah peringatin lu untuk jauh dari Elana, tapi lu selalu masuk ke hidup dia. Dan ketika udah masuk, lu berhasil buat dia merasa sedih dan terbayang masa lalu yang selalu dia usahakan tutup. Jangan deketin Elana kalau cuma untuk memberikan harapan semata tapi pada akhirnya lu kecewakan dia."

Seanno menaikan alisnya sebelah sambil menatap Alsaki dengan tenang.

"Dari mana kamu tau saya hanya mendekati untuk sekedar memberikan harapan? Yang tau hati saya, hanya saya. Kalau memang kamu suka, kamu jujur saja kepada dia. Sebelum hati nya menjadi milik orang lain."

Jawaban Seanno membuat Alsaki meninju tembok tepat disebelah wajah Seanno.

"Lo suka Elana?" Tanya Alsaki to the point. Namun Seanno hanya diam. Dia tidak menjawab pertanyaan tersebut.

"Jawab anjing!" Alsaki kembali berucap kala tak juga mendengar jawaban keluar dari mulut Seanno.

"Untuk apa saya beritahu kamu? Tidak ada untungnya sama sekali."

"Anjing!" Umpat Alsaki.

"Gua bisa aja sekarang pukulin lo disini sampai babak belur atau bahkan masuk rumah sakit. Tapi gua gak lakuin itu karena udah janji sama Elana untuk gak buat lo babak belur."

Seanno menatap remeh Alsaki,
"Saya gak pernah keberatan kalau kamu ingin mengajak saya bertengkar. Kemarin saya diam bukan berarti saya lemah dan menerima semuanya dengan begitu saja. Saya diam karena saya tidak ingin masuk dalam masalah terlalu panjang. Tapi sekarang jika kamu ingin mengajak saya bertengkar, saya tidak masalah," jawab Seanno. Alsaki hanya diam.

"Iya gua pukulin lo terus Elana marah sama gua dan kita berantem, lo emang paling seneng buat gua sama Elana berantem karena lo emang mau buat dia jatuh cinta sama lo terus lo bebas sakitin dia. Gak usah mimpi anjing, gua gak akan biarin dia jatuh ke lo. Dan Elana bukan orang yang liat harta seseorang."

Seanno mengerutkan keningnya,
"Saya tidak pernah ada pikiran sampai sana. Saya heran kenapa kamu sampai memikirkan hal itu sangat jauh. Saya juga bingung kenapa kamu se-kesal itu dengan saya, apakah saya pernah melakukan kesalahan hingga kamu kesal berkepanjangan seperti sekarang?" ujar Seanno.

"Lagipun, urusan saya dengan Elana kemarin hanya tentang kesalahpahaman dan semalam saya sudah menyelesaikan nya kepada dia secara langsung. Dan kamu, kenapa kamu selalu ikut campur urusan saya dan Elana? Saya tau kamu bersahabat dengan dia, tapi apakah semua hal tentang hidup Elana harus kamu campuri?" Tambah Seanno lagi.

Alsaki menatap tajam Seanno kembali. Ucapan Seanno seakan-akan seperti menyuruhnya untuk berjarak pada Elana.

"Siapa lo ngatur gua? Elana udah jauh deket sama gua dari dulu. Urusan gua juga kalau mau mencampuri hidup Elana atau enggak, emang lo siapanya? Gua jelas sahabatnya masih ada hak, lah lo?" Ujar Alsaki dengan meremehkan.

Seanno kemudian melepaskan cengkraman tangan Alsaki dari kerah bajunya kemudian tersenyum penuh ketenangan.

"Saya emang bukan sahabatnya atau kenal sejak lama dengan dia. Tapi, kita tidak pernah tau hati siapa yang bisa memenangkan dia. Bukan berarti yang lama jelas menetap, bisa saja yang baru yang akan menetap."

Selepas mengucapkan hal itu, Seanno pergi meninggalkan Alsaki yang masih diam dengan perasaan kesal. Ucapan Seanno benar adanya. Kita tidak pernah tau perasaan seseorang. Bisa aja Elana jatuh cinta dengan Seanno.

Pikiran itu terus berputar di kepala Alsaki, hingga membuat cowok itu pening. Ia semakin bingung dengan perasaannya pada Elana. Sebetulnya ini apa? Mengapa menjadi seperti ini?

Tak ingin pusing berlama-lama cowok itu pun pergi menuju kembali ke kelas karena bel masuk akan segera bunyi. dan melupakan sejenak pikiran tentang hal-hal mengenai Elana, perasaannya dan Seanno yang mulai semakin jelas ingin mendekati Elana.

Tbc...

Vote dan komen adalah bentuk support kalian ke aku, terima kasih yang udah mau vote dan komen.

Terima kasih yang udah baca,
Buat saran dan masukan bisa DM aku ya🤗

Follow @/tulisansyaa di Instagram untuk informasi UNDECIDED atau hal yang berkaitan dengan tulisan-tulisan aku.

UNDECIDED [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang